Astronot Tinjau Kerusakan Kapsul Shenzhou 20 Pasca Insiden Puing Antariksa

Dua astronot Tiongkok melaksanakan kegiatan di luar wahana antariksa (EVA) selama delapan jam di luar Stasiun Antariksa Tiangong pada hari Selasa, 9 Desember 2025. Misi krusial ini bertujuan untuk menilai secara mendalam kerusakan pada kapsul kembali Shenzhou 20 yang diakibatkan oleh serpihan puing antariksa. Astronot Zhang Lu dan Wu Fei, yang terakhir ini tercatat sebagai warga negara Tiongkok termuda yang melakukan EVA, dengan teliti memeriksa dan memotret jendela pandang yang mengalami gangguan. Operasi tersebut, yang rampung menjelang pukul 18.45 waktu Beijing, merupakan respons langsung terhadap insiden yang memaksa adanya rotasi kru darurat, sekaligus menyoroti meningkatnya bahaya yang ditimbulkan oleh sampah antariksa di orbit Bumi rendah.

Badan Antariksa Berawak Tiongkok (CMSA) mengarahkan pelaksanaan EVA ini. Selain inspeksi, kegiatan tersebut juga mencakup pemasangan perlindungan baru terhadap puing bagi stasiun serta penggantian penutup adaptor pengatur suhu. Penemuan awal kerusakan terjadi pada 5 November 2025, sehari sebelum kru Shenzhou 20 yang semula dijadwalkan kembali setelah menyelesaikan misi standar selama enam bulan yang dimulai pada akhir April 2025. Para kru mengamati adanya anomali, yang awalnya dideskripsikan sebagai tanda berbentuk segitiga menyerupai cat di tepi jendela pandang, yang seketika menghentikan rencana pendaratan mereka.

Para spesialis kemudian mengonfirmasi bahwa tanda tersebut merupakan retakan yang menembus seluruh lapisan material. Temuan ini mengejutkan Akademi Teknologi Wahana Antariksa Tiongkok mengingat struktur pelindung kapsul yang terdiri dari tiga lapisan. Jia Shijin, kepala desainer sistem wahana antariksa berawak, secara awal menduga bahwa benda yang menabrak adalah serpihan berukuran kurang dari satu milimeter. Namun, kecepatan ekstrem objek tersebut, yang diperkirakan mencapai sekitar 7,6 kilometer per detik, menyebabkan retakan dengan panjang melebihi satu sentimeter. Kerusakan struktural ini membuat kapsul Shenzhou 20 tidak aman untuk menahan tekanan saat memasuki kembali atmosfer, sehingga menuntut penerapan rencana kontingensi segera.

Kru asli Shenzhou 20 berhasil kembali dengan selamat menggunakan wahana Shenzhou 21 pada 14 November 2025. Kedatangan Shenzhou 21 sendiri telah dilakukan pada 31 Oktober 2025 untuk memfasilitasi serah terima tugas. Manuver ini sempat membuat kru Shenzhou 21 yang baru—terdiri dari Komandan Zhang Lu, Wu Fei, dan Zhang Hongzhang—berada tanpa kapal penyelamat darurat khusus selama lebih dari sepuluh hari. Untuk memulihkan redundansi keselamatan, CMSA melaksanakan peluncuran darurat tercepat dalam sejarah program tersebut, mengirim wahana tak berawak Shenzhou 22 ke stasiun pada 25 November 2025, hanya 16 hari setelah insiden tersebut terkonfirmasi.

Wahana Shenzhou 22 diluncurkan dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan menggunakan roket Long March-2F dan berhasil berlabuh pada hari yang sama. Wahana ini membawa lebih dari 600 kilogram perbekalan, termasuk peralatan untuk menilai jendela yang retak, sekaligus menyediakan kendaraan kembali yang aman bagi para kru. Juru bicara senior CMSA, Ji Qiming, menyatakan bahwa kapsul Shenzhou 20 harus dikembalikan tanpa awak untuk analisis pasca-penerbangan yang rinci, yang diharapkan dapat memberikan data berharga mengenai dampak tabrakan berkecepatan tinggi. Insiden ini telah meningkatkan kekhawatiran global mengenai fragmen orbit. Badan Antariksa Eropa memperkirakan lebih dari 15.100 ton material saat ini beredar di luar angkasa, mendorong Tiongkok dilaporkan untuk memperluas jaringan kesadaran situasional antariksa mereka.