Fleksibilitas Paus Bungkuk dalam Pemulihan Populasi Pasca-Moratorium
Diedit oleh: Olga Samsonova
Pemulihan populasi paus bungkuk (Megaptera novaeangliae) menjadi salah satu narasi keberhasilan dalam konservasi global. Frekuensi penampakan mamalia laut raksasa ini telah meningkat secara signifikan; peneliti seperti Olga Filatova melaporkan bahwa penampakan yang tadinya jarang dalam kegiatan lapangan kini hampir terjadi setiap hari di area observasi tertentu.
Populasi paus bungkuk global diperkirakan telah mencapai sekitar 80.000 individu, sebuah peningkatan substansial dari titik terendah historis yang hanya sekitar 10.000 ekor. Tonggak pemulihan ini sebagian besar dikaitkan dengan diberlakukannya moratorium perburuan paus komersial secara internasional oleh International Whaling Commission (IWC) yang mulai berlaku efektif pada periode 1985-1986. Moratorium tersebut bertujuan memberikan kesempatan bagi populasi untuk pulih dari eksploitasi masif yang sebelumnya telah terjadi.
Salah satu faktor utama di balik ketahanan paus bungkuk adalah adaptabilitas perilaku mereka, khususnya dalam strategi mencari makan. Studi lapangan di Perairan Selat Senyavin, Rusia, mendokumentasikan bahwa paus-paus tersebut menunjukkan fleksibilitas diet, mampu beralih dari memangsa ikan kod kutub sebagai sumber makanan utama ke krill ketika pasokan ikan kod menghilang. Kemampuan adaptasi pola makan ini, yang didokumentasikan dalam jurnal ilmiah Marine Mammal Science, dianggap sebagai kunci keberhasilan evolusioner mereka.
Adaptasi perilaku ini kontras dengan tantangan yang dihadapi spesies lain. Sebagai contoh, penurunan populasi paus bungkuk di Samudra Pasifik Utara sebesar 20% antara tahun 2012 hingga 2021 disebabkan oleh gelombang panas laut yang mengurangi produktivitas laut, menurut studi yang memanfaatkan data foto crowdsourcing dan kecerdasan buatan. Paus bungkuk juga dikenal mengadopsi teknik berburu kreatif seperti 'trap feeding', di mana mereka mengapung dengan mulut terbuka lebar di dekat kawanan burung camar, menipu ikan kecil untuk mencari perlindungan di dalam mulut paus sebelum ditelan.
Dari 14 populasi yang teridentifikasi secara global, sepuluh di antaranya menunjukkan indikasi pertumbuhan populasi sejak moratorium perburuan diberlakukan. Sebagai ilustrasi, populasi di Atlantik Selatan bagian barat diperkirakan mencapai 25.000 ekor, meningkat tajam dari titik terendah 440 ekor pada tahun 1958. Meskipun demikian, Olga Filatova mencatat bahwa mencairnya es laut membuka habitat baru di wilayah Arktik yang sebelumnya tidak terakses, yang menambah optimisme prospek masa depan spesies ini.
Paus bungkuk, dengan panjang dewasa antara 12 hingga 16 meter dan berat mencapai 36.000 kilogram, berfungsi sebagai barometer penting bagi kesehatan ekosistem laut secara keseluruhan. Pemantauan berkelanjutan, yang kini didukung oleh kemajuan dalam metode identifikasi foto berbasis kolaborasi internasional seperti Happywhale, sangat penting untuk memastikan tren pemulihan ini berlanjut di tengah tantangan lingkungan yang masih ada.
10 Tampilan
Sumber-sumber
Eurasia Review
EurekAlert!
Syddansk Universitet
Warp News
The Pew Charitable Trusts
University of Southern Denmark
Baca lebih banyak berita tentang topik ini:
Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?
Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.
