Pergeseran Pola Makan ke Gandum Utuh: Strategi Kesehatan Jangka Panjang

Diedit oleh: Olga Samsonova

Pakar kesehatan secara konsisten menganjurkan integrasi bertahap biji-bijian utuh ke dalam konsumsi harian sebagai langkah fundamental untuk meningkatkan kesehatan secara signifikan. Gandum utuh, yang mencakup varietas seperti gandum, jelai, rye, oat, dan pseudogandum seperti quinoa, mempertahankan seluruh komponen biji. Hal ini menjamin pelestarian serat esensial, vitamin, serta mineral penting yang sering hilang dalam produk olahan.

Sebagai contoh nutrisi, 100 gram tepung gandum utuh mengandung sekitar 10,7 gram serat dan 13,2 gram protein, menjadikannya sumber makro dan mikro nutrisi yang padat, termasuk selenium, mangan, dan folat. Transformasi diet ini terbukti secara klinis berkorelasi dengan penurunan risiko penyakit kardiovaskular, penurunan angka mortalitas keseluruhan, dan berkurangnya insiden diabetes tipe 2 serta jenis kanker tertentu. Serat larut yang terkandung dalam gandum utuh, seperti beta-glucan pada oat, membantu mengikat kolesterol berlebih dan menjaga kestabilan gula darah, yang secara langsung mengurangi risiko penyakit jantung koroner dan diabetes tipe 2. Selain itu, kandungan antioksidan betaine dalam gandum utuh berperan dalam mengendalikan peradangan kronis dalam tubuh.

Di negara-negara Eropa, seperti Spanyol, roti gandum utuh yang telah diatur secara regulasi menjadi titik masuk yang mudah diakses untuk mengadopsi pola makan yang lebih sehat, dengan rekomendasi untuk mengganti konsumsi roti putih. Meskipun pola makan Eropa sangat beragam, roti, pasta, dan nasi adalah makanan pokok, dan roti gandum utuh semakin populer karena manfaat kesehatannya. Namun, data menunjukkan bahwa konsumsi gandum utuh nasional saat ini masih berada pada tingkat yang sangat rendah, mengindikasikan perlunya kampanye yang lebih intensif untuk mempromosikan peningkatan nutrisi yang berkelanjutan.

Kebutuhan serat harian untuk orang dewasa, menurut rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), minimal adalah 25 gram per hari, sementara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyarankan 25–30 gram per hari. Sebagai perbandingan, 100 gram gandum utuh menyediakan sekitar 10,7 gram serat, yang menunjukkan kesenjangan antara asupan aktual dan target yang direkomendasikan. Upaya edukasi harus difokuskan pada penggantian produk olahan dengan alternatif utuh, seperti memilih roti gandum utuh atau oatmeal saat sarapan, untuk membantu mencapai target serat harian.

Memahami komposisi gandum utuh sangat krusial; biji gandum utuh terdiri dari tiga komponen utama: dedak (bran) yang kaya serat, endosperma yang mengandung pati, dan lembaga (germ) yang kaya vitamin, mineral, dan antioksidan. Proses penggilingan yang menghilangkan dedak dan lembaga inilah yang mengubah gandum utuh menjadi tepung terigu putih yang kurang bernutrisi. Dengan mempertahankan ketiga bagian ini, konsumen mendapatkan manfaat penuh, termasuk peningkatan rasa kenyang yang lebih lama berkat serat tinggi, yang mendukung pengelolaan berat badan ideal. Strategi nutrisi ini merupakan investasi jangka panjang yang menjanjikan peningkatan kualitas hidup melalui pilihan pangan yang lebih cerdas dan berbasis sains nutrisi.

Sumber-sumber

  • El Confidencial

  • Sociedad Noticias

  • European Food Information Council (EUFIC)

  • Diario de Gastronomía

  • Academia Española de Nutrición y Dietética

  • Onda Cero Radio

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.