Federal Reserve Pangkas Suku Bunga 0,25% di Tengah Perlambatan Ekonomi, Pengaruhnya pada Harga Emas

Diedit oleh: Svetlana Velgush

Bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed), mengumumkan pemangkasan suku bunga acuannya sebesar 0,25 poin persentase pada 17 September 2025. Keputusan ini merupakan yang pertama sejak Desember 2024, mencerminkan kekhawatiran The Fed terhadap pasar tenaga kerja yang melambat dan pertumbuhan ekonomi yang menunjukkan tanda-tanda moderasi. Langkah ini diambil untuk menstimulasi perekonomian dan mencegah peningkatan pengangguran. Penurunan suku bunga ini berdampak langsung pada pasar komoditas, khususnya emas.

Harga emas spot tercatat mengalami penurunan tipis sebesar 0,2% menjadi $3.654,29 per ons, sementara futures emas AS untuk pengiriman Desember juga melemah 0,8% ke level $3.690. Penguatan dolar AS sebesar 0,2% terhadap mata uang rival turut membuat emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain, yang berkontribusi pada pelemahan harga emas. Keputusan The Fed ini sejalan dengan ekspektasi pasar yang memperkirakan adanya pemangkasan suku bunga. Namun, terdapat perbedaan pandangan di kalangan anggota Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) mengenai laju pemangkasan selanjutnya; sebagian besar anggota memproyeksikan dua kali pemangkasan lagi di sisa tahun 2025, sementara sebagian lainnya hanya memperkirakan satu kali pemangkasan.

Ketua The Fed, Jerome Powell, menggambarkan langkah ini sebagai "pemangkasan manajemen risiko" dan menekankan bahwa kebijakan moneter akan terus dievaluasi secara "pertemuan demi pertemuan" berdasarkan data ekonomi yang masuk. Pergerakan harga emas tahun ini menunjukkan tren kenaikan yang signifikan, dengan kenaikan year-to-date sebesar 39% dan 27% di tahun 2024. Kenaikan ini didorong oleh ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter, ketegangan geopolitik, dan pembelian besar-besaran oleh bank sentral global. Secara historis, terdapat hubungan terbalik antara suku bunga riil Federal Funds dan harga emas; ketika suku bunga riil negatif, harga emas cenderung menguat.

Selain emas, logam mulia lainnya juga menunjukkan pergerakan harga. Perak spot sedikit turun 0,3% menjadi $41,53 per ons, sementara platinum menguat 0,4% ke $1.366,75, dan paladium stagnan di $1.153,87. Pergerakan ini mencerminkan dinamika pasar yang kompleks di mana kebijakan moneter The Fed menjadi salah satu faktor penggerak utama.

Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa The Fed kini menghadapi tantangan ganda: mengendalikan inflasi yang masih agak tinggi, sekaligus mendukung pertumbuhan lapangan kerja yang melambat. Proyeksi inflasi PCE (Personal Consumption Expenditures), yang menjadi tolok ukur utama The Fed, diperkirakan akan berada di 3% tahun ini, jauh di atas target 2% bank sentral. Hal ini menunjukkan bahwa The Fed perlu menyeimbangkan antara menahan inflasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Perubahan kebijakan The Fed ini juga memicu diskusi di kalangan analis mengenai prospek ekonomi ke depan. Beberapa analis memprediksi bahwa pemangkasan suku bunga ini dapat mendorong harga emas lebih lanjut, bahkan berpotensi menembus rekor baru $4.000 per ons, terutama jika inflasi terus meningkat dan ketidakpastian ekonomi berlanjut. Namun, nada hati-hati dari Powell mengindikasikan bahwa langkah selanjutnya akan sangat bergantung pada data ekonomi yang akan dirilis.

Sumber-sumber

  • Reuters

  • Federal Reserve lowers interest rates by 0.25 percentage points in first cut since December - CBS News

  • Federal Reserve's September 2025 Meeting Begins Today with a Half-Point Rate Cut on the Horizon - The Economic Times

  • Fed Rate Cut 2025: Expected, Not Assured | Morgan Stanley

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.