Pergerakan magma memicu deretan gempa bumi terbaru di Santorini, kata para ilmuwan.
Intrusi Magma Gelombang di Santorini-Amorgos Awal 2025 Dijelaskan
Diedit oleh: Tetiana Martynovska 17
Aktivitas seismik intens yang mengguncang wilayah Santorini-Amorgos pada awal tahun 2025 kini telah mendapatkan penjelasan definitif dari para peneliti internasional. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal bergengsi Science mengonfirmasi bahwa krisis seismik tersebut tidak disebabkan oleh pergeseran sesar tektonik, melainkan dipicu oleh intrusi magma masif yang bergerak menyerupai gelombang. Fenomena ini menandai pemahaman baru mengenai dinamika sistem vulkanik kompleks yang berada di Laut Aegea.
Penjelasan Swarm Gempa Santorini: Bagaimana Magma Memicu 25,000 Gempa | Terobosan AI dan Ilmu Pengetahuan
Intrusi yang teridentifikasi melibatkan pergerakan massa magma yang menyebar hingga kedalaman lebih dari 20 kilometer di dalam kerak bumi. Sumber pergerakan ini terhubung dengan reservoir yang membentang di bawah Santorini dan gunung berapi bawah laut Kolumbo. Para ilmuwan, termasuk Dr. Stephen Hicks dari UCL, memanfaatkan lebih dari 25.000 gempa bumi yang tercatat sebagai 'alat pengukur tekanan mendalam virtual' untuk memetakan pergerakan tersebut secara akurat. Analisis mendalam mengungkapkan bahwa magma bergerak dalam serangkaian pulsa berjenjang, yang secara simultan membuka dan menutup rekahan batuan, memicu frekuensi tinggi gempa bumi yang dirasakan oleh penduduk dan turis.
Apa yang menyebabkan ribuan gempa di Santorini? Para ilmuwan telah mengidentifikasi intrusi magmatik raksasa di bawah dasar laut.
Volume magma yang terlibat dalam peristiwa ini diperkirakan setara dengan hampir 200.000 kolam renang berstandar Olimpiade, sebuah angka yang menggarisbawahi skala fenomena bawah permukaan tersebut. Penelitian yang mengintegrasikan data seismologis darat dan laut dengan pengukuran geodetik menunjukkan bahwa inflasi bertahap di kaldera Santorini telah dimulai sejak pertengahan tahun 2024, mendahului intrusi yang terjadi pada Januari 2025. Intrusi spesifik ini berupa diak magma sepanjang sekitar 13 kilometer yang berasal dari reservoir kerak tengah di bawah Kolumbo, menegaskan adanya keterkaitan antara kedua pusat vulkanik tersebut.
Secara krusial, para peneliti mencatat bahwa magma yang menerobos tersebut tidak memiliki tekanan yang cukup untuk mencapai permukaan, sehingga meredakan kekhawatiran akan letusan langsung. Temuan ini menyoroti sistem pemasok magma bersama yang rumit antara Santorini dan Kolumbo, yang sebelumnya hanya berupa hipotesis. Sistem perpipaan magma bersama seperti ini dapat memperumit interpretasi tanda-tanda letusan di masa depan, menekankan pentingnya pemantauan resolusi tinggi secara real-time untuk meningkatkan peringatan dini.
Metodologi yang digunakan dalam studi ini, yang menggabungkan fisika dengan pembelajaran mesin, dianggap sebagai langkah maju dalam upaya memprakirakan letusan gunung berapi di masa depan. Penulis utama Anthony Lomax dan rekan-rekannya berhasil memetakan pola perkembangan aktivitas seismik dan tekanan di kerak bumi, menghasilkan model rinci tentang pendorong krisis seismik selama berbulan-bulan tersebut. Aktivitas seismik di wilayah ini, yang juga mencakup Amorgos, mulai meningkat pada Januari 2025, memicu kekhawatiran akan gempa besar seperti yang terjadi pada tahun 1956. Data menunjukkan bahwa peristiwa ini lebih merupakan proses vulkanik yang memicu aktivitas tektonik, bukan sebaliknya, sebuah wawasan penting bagi pemahaman interaksi bahaya vulkanik dan seismik di Zona Subduksi Aegea.
Sumber-sumber
www.topontiki.gr
protothemanews.com
Protothema
Hayadan
Science Daily
ΤΑ ΝΕΑ
Newsbomb
Mirage News
Tovima
GFZ Helmholtz Centre for Geosciences
The Watchers News
Baca lebih banyak berita tentang topik ini:
Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?
Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.
