Perubahan DNA Beruang Kutub di Greenland Tenggara Tunjukkan Mekanisme Adaptasi Cepat

Diedit oleh: Olga Samsonova

Sebuah studi ilmiah terbaru mengungkap korelasi signifikan antara kenaikan suhu global dan modifikasi materi genetik pada beruang kutub, mengindikasikan adanya mekanisme bertahan hidup potensial dalam lingkungan yang berubah. Para ilmuwan dari University of East Anglia (UEA) menemukan bahwa pola aktivitas gen spesifik yang terkait dengan stres panas, penuaan, dan metabolisme menunjukkan perbedaan mencolok antara populasi beruang kutub di Greenland tenggara dan kelompok di wilayah utara.

Penemuan ini memiliki implikasi penting bagi upaya konservasi, karena memberikan wawasan mengenai cara spesies tersebut mungkin dapat mempertahankan eksistensi di tengah pemanasan global, sekaligus membantu mengidentifikasi populasi yang paling rentan terhadap perubahan tersebut. Lebih dari dua pertiga beruang kutub diprediksi punah pada tahun 2050, dengan kepunahan total diperkirakan terjadi pada akhir abad ini, menjadikan studi adaptasi genetik ini sangat relevan.

Fokus utama penyelidikan ilmiah ini adalah pada elemen 'gen melompat' atau *transposable elements* (TEs) dalam DNA beruang yang mendiami wilayah tenggara Greenland, sebuah area yang secara signifikan lebih hangat dan memiliki lapisan es laut yang lebih sedikit dibandingkan wilayah utara. Dr. Alice Godden, peneliti utama dari Fakultas Ilmu Biologi UEA, menyoroti peningkatan aktivitas TEs ini dalam DNA beruang tenggara, yang mengindikasikan bahwa penulisan ulang DNA secara cepat dapat menjadi strategi adaptif terhadap mencairnya es laut. Perubahan juga terdeteksi pada area ekspresi gen yang terhubung dengan pemrosesan lemak, mengisyaratkan adaptasi terhadap pola makan yang lebih sulit, seperti diet berbasis tumbuhan yang lebih kasar, berbeda dengan diet kaya lemak dari anjing laut yang dominan pada populasi utara.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Mobile DNA ini menganalisis data transkriptom dari subpopulasi beruang kutub di Greenland timur laut (NEG) dan tenggara (SEG), membandingkan aktivitas TE dengan data suhu lokal. Para peneliti menggunakan teknik sekuensing RNA pada sampel yang dikumpulkan dari 17 beruang dewasa—12 dari NEG dan lima dari SEG—untuk memverifikasi perilaku gen-gen aktif. Temuan ini mengonfirmasi bahwa ini adalah studi pertama yang secara statistik mengaitkan peningkatan suhu secara langsung dengan perubahan DNA pada mamalia liar, sebuah penemuan yang dipublikasikan pada tanggal 12 Desember 2025.

Analisis menunjukkan bahwa sementara suhu di Greenland timur laut lebih dingin dan stabil, wilayah tenggara mengalami fluktuasi suhu yang lebih besar dan lingkungan yang kurang es, menciptakan tantangan yang mirip dengan kondisi masa depan yang diprediksi untuk spesies tersebut. Selain itu, penelitian ini mengidentifikasi *hotspot* aktivitas pada genom di wilayah dengan TE yang diekspresikan secara berbeda, dengan elemen keluarga LINE menjadi yang paling melimpah dan berbeda pada populasi SEG dibandingkan dengan TE referensi. Meskipun adaptasi genetik ini memberikan secercah harapan, para penulis menekankan bahwa upaya global berkelanjutan untuk membatasi peningkatan suhu tetap menjadi hal yang paling utama demi kelangsungan hidup jangka panjang spesies ini.

Perubahan pada DNA, yang merupakan 'buku instruksi' di setiap sel, dipercepat oleh tekanan lingkungan seperti iklim yang lebih hangat, dan temuan ini memberikan cetak biru genetik tentang bagaimana beruang kutub mungkin dapat beradaptasi dengan cepat terhadap krisis iklim. Populasi terisolasi di Greenland tenggara dianggap sangat penting karena habitatnya yang bebas es laut lebih dari delapan bulan dalam setahun, memaksa mereka beradaptasi dengan berburu menggunakan platform es air tawar dari gletser yang pecah. Pemahaman mendalam tentang pergeseran genetik ini akan memandu upaya konservasi di masa depan, membantu memprioritaskan fokus penelitian pada subpopulasi yang menunjukkan perubahan evolusioner paling signifikan dalam menghadapi perubahan ekologis yang cepat.

6 Tampilan

Sumber-sumber

  • Mirage News

  • The Guardian

  • Semantic Scholar

  • YouTube

  • YouTube

  • YouTube

  • The Guardian

  • EurekAlert! Science News

  • Alice Godden - Google Scholar

  • bioRxiv

  • Alice Godden - University of East Anglia

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.

Perubahan DNA Beruang Kutub di Greenland T... | Gaya One