Tren Jus Seledri Pengaruhi Teknologi Pangan dan Pasar Kesehatan

Diedit oleh: Olga Samsonova

Tren kesehatan yang berpusat pada konsumsi jus seledri, yang dipopulerkan melalui tantangan media sosial, telah menarik perhatian publik dan mulai memengaruhi sektor teknologi pangan serta valuasi pasar kesehatan global. Seledri, Apium graveolens, memiliki sejarah penggunaan yang panjang, berasal dari Mesir Kuno sekitar 3.000 tahun yang lalu sebagai bahan pangan dan tanaman obat tradisional.

Perkembangan tren modern ini mencerminkan pergeseran minat konsumen menuju pilihan minuman fungsional. Pertumbuhan pasar minuman kesehatan global diproyeksikan mencapai USD 382.24 miliar pada tahun 2025. Analisis nutrisi menyoroti daya tarik seledri yang secara alami rendah kalori dan tinggi kandungan air, menjadikannya komponen utama dalam berbagai rezim diet. Komponen nutrisi pentingnya meliputi Vitamin K, yang krusial untuk pembekuan darah dan kesehatan tulang, serta Vitamin A dan C, bersama dengan mineral seperti Kalium, Kalsium, dan Magnesium.

Seledri kaya akan antioksidan, termasuk flavonoid seperti luteolin dan apigenin, yang diakui berperan dalam melawan stres oksidatif. Penelitian menunjukkan bahwa luteolin secara spesifik dapat menghambat peradangan usus, mendukung klaim kesehatan yang dikaitkan dengan konsumsi jus seledri. Selain itu, senyawa bioaktif seperti falcarindiol dan falcarinol dalam seledri juga menunjukkan aktivitas antibakteri, antijamur, dan antikanker.

Lonjakan popularitas ini mendorong inovasi dalam lanskap teknologi pangan, dengan ekspektasi dorongan substansial pada pasar minuman kesehatan. Inovasi terlihat dalam pengembangan substitusi makanan rendah kalori dan rendah karbohidrat menggunakan seledri, seperti pengganti kerupuk, dan pemanfaatannya sebagai penambah rasa dalam sup dan kaldu. Sementara itu, pasar minuman siap minum (RTD) secara global diproyeksikan tumbuh pada CAGR 8.3%, dari USD 145.3 Miliar pada tahun 2023 menjadi USD 242.5 Miliar pada tahun 2030, didorong oleh konsumen muda yang mencari alternatif praktis, rendah gula, dan kaya nutrisi. Di Indonesia, industri ini menunjukkan pertumbuhan rata-rata 8-10% per tahun seiring meningkatnya kesadaran kesehatan.

Meskipun demikian, para pakar nutrisi menyarankan kehati-hatian terhadap klaim 'makanan ajaib' tanpa bukti ilmiah tunggal yang mendukung semua manfaat yang diklaim di media sosial. Seledri mengandung natrium dalam jumlah yang cukup tinggi, yaitu 215 miligram per porsi 227 gram, yang perlu diperhitungkan dalam batasan asupan natrium harian. Oleh karena itu, integrasi seledri ke dalam diet harus diseimbangkan dengan asupan makanan bergizi seimbang dan olahraga teratur untuk mencapai hasil kesehatan yang efektif.

Sumber-sumber

  • dariknews.bg

  • WebMD

  • Frontiers

  • Pressed Earth Juices

  • Future Market Insights

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.