Protokol Pembersihan Buah Tingkat Lanjut untuk Eliminasi Residu Pestisida

Diedit oleh: Olga Samsonova

Ahli biokimia Astrid Armengol secara aktif mengadvokasi penerapan protokol pembersihan buah yang ketat sebagai langkah penting untuk menghilangkan residu pestisida, telur serangga, dan spora jamur yang tidak terlihat. Fokus pada kebersihan pangan tingkat lanjut ini sejalan dengan meningkatnya kesadaran global mengenai peran vital mikrobiota usus dalam fungsi tubuh secara keseluruhan. Kekhawatiran ini diperkuat oleh temuan bahwa paparan bahan kimia, termasuk pestisida, berpotensi mengganggu pertumbuhan bakteri usus baik, yang dapat memicu masalah kesehatan seperti obesitas dan gangguan imun.

Metode yang dipromosikan Armengol memanfaatkan bahan rumah tangga umum, yaitu soda kue dan cuka anggur putih, dengan tujuan menghilangkan hingga 98% residu toksik dari permukaan hasil bumi. Diskusi ilmiah mendukung efektivitas perendaman produk dalam larutan soda kue selama 12 hingga 15 menit, yang diklaim mampu menghilangkan hingga 99% pestisida berkat aksi alkalinitasnya. Sebagai contoh, penelitian oleh Tianxi Yang dan rekan pada tahun 2017 menunjukkan efektivitas larutan soda kue dalam menghilangkan tiabendazol dan fosmet dari apel setelah perendaman selama periode waktu tersebut. Teknik ini sangat penting untuk buah-buahan yang tidak dapat dikupas, seperti stroberi atau anggur, untuk memastikan keamanan konsumsi.

Konsep perendaman dalam larutan alkali didukung oleh studi lain yang menguji efektivitas bahan alami. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry menemukan bahwa soda kue yang dilarutkan dalam air dapat mengurangi residu pestisida secara signifikan. Selain itu, perendaman selama 20 menit dalam larutan air garam dengan perbandingan 1:10 terbukti efektif, sementara penelitian lain menyebutkan larutan garam 10% mampu membersihkan permukaan sayuran dengan baik. Sementara itu, campuran air dan cuka dengan perbandingan 1:3 selama 20 menit juga direkomendasikan untuk mitigasi residu pestisida.

Mitigasi residu ini memiliki implikasi signifikan bagi perdagangan internasional. Di Indonesia, isu residu pestisida pernah menyebabkan penolakan produk ekspor akibat ketidakpatuhan terhadap Batas Residu Maksimum (BMR), menjadi tantangan serius bagi pertanian berkelanjutan. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan, Aji Muhawarman, menjelaskan bahwa dampak residu bergantung pada sifat pestisida; efek sistemik diserap tanaman dan sulit dihilangkan, sedangkan efek non-sistemik menempel di permukaan dan lebih mudah dihilangkan dengan pencucian.

Paparan jangka panjang terhadap residu pestisida dikaitkan dengan gangguan kinerja endokrin, fungsi hati dan ginjal, serta masalah neurologis dan hormon. Meskipun mengupas kulit adalah cara paling tuntas menghilangkan residu, metode ini menghilangkan serat dan nutrisi penting yang terdapat pada kulit buah. Oleh karena itu, teknik perendaman yang dipromosikan oleh para peneliti menawarkan solusi yang menyeimbangkan antara efektivitas penghilangan kontaminan dan pemeliharaan nilai gizi produk pangan, yang merupakan perhatian utama dalam inovasi pertanian modern.

16 Tampilan

Sumber-sumber

  • Executive Digest - A leitura indispensável para executivos

  • Executive Digest

  • UAI

  • Diário do Estado

  • O Antagonista

  • Itatiaia

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.