Manajemen Kecemasan Hewan Peliharaan Akibat Suara Keras Kembang Api

Diedit oleh: Olga Samsonova

Gangguan emosional yang dialami hewan domestik seperti anjing dan kucing akibat suara keras kembang api merupakan isu krusial yang sering dihadapi oleh klinik-klinik kedokteran hewan, khususnya selama periode perayaan besar. Hewan-hewan ini secara naluriah menginterpretasikan dentuman keras tersebut sebagai sinyal bahaya yang mengancam jiwa, memicu respons bertahan hidup yang mendorong mereka untuk mencari tempat persembunyian atau melarikan diri dari sumber kebisingan.

Dokter hewan, seperti Jamie Richardson, D.V.M., Chief Medical Officer di Small Door Veterinary di New York City, menggarisbawahi bahwa kebisingan dan getaran dapat secara signifikan memicu stres dan kecemasan pada banyak hewan peliharaan. Penelitian pada tahun 2013 yang dipublikasikan di Applied Animal Behaviour Science menunjukkan bahwa hampir separuh pemilik anjing melaporkan anjing mereka menunjukkan setidaknya satu tanda perilaku khas ketakutan saat terpapar suara keras, dengan kembang api menjadi pemicu paling umum, diikuti oleh suara tembakan dan guntur. Dokter hewan Gary Richter dari Rover menjelaskan bahwa kembang api menghasilkan suara asing dan keras yang tidak dapat dipahami anjing, sehingga memicu respons lari atau melawan.

Untuk mitigasi proaktif, para profesional veteriner sangat menganjurkan penerapan pengayaan lingkungan di rumah sebelum insiden pemicu stres terjadi, guna membangun zona nyaman yang menenangkan. Zona perlindungan ini harus dilengkapi dengan sarana yang mendukung perilaku alami hewan, seperti mainan yang sesuai, serta rak atau tiang garukan yang dirancang khusus untuk kucing, karena tempat yang lebih tinggi memberikan rasa aman dan memungkinkan mereka mengamati lingkungan dari atas. Pemilik didorong untuk menutup rapat jendela dan gorden untuk meredam suara luar dan mencegah kilatan cahaya yang dapat memicu kegelisahan.

Selain itu, penggunaan alat bantu seperti dispenser feromon sangat direkomendasikan untuk kedua spesies sebagai upaya menenangkan sistem saraf mereka. Dokter hewan juga dapat menyarankan terapi komplementer berupa sediaan herbal atau alami yang telah teruji secara profesional, sebagai alternatif yang lebih ringan dibandingkan dengan obat penenang dosis tinggi. Teknik pendukung lainnya yang terbukti efektif meliputi pemutaran musik yang menenangkan atau penggunaan metode desensitisasi sistematis yang memerlukan waktu implementasi beberapa bulan.

Desensitisasi melibatkan paparan bertahap terhadap rekaman suara kembang api yang dipasangkan dengan penguatan positif, seperti pemberian makanan favorit atau sesi bermain yang menyenangkan. Penting juga untuk memastikan bahwa hewan peliharaan, terutama kucing yang cenderung melarikan diri saat panik, selalu dilengkapi dengan identifikasi yang memuat informasi kontak yang akurat jika terjadi insiden pelarian. Menguras energi hewan peliharaan dengan aktivitas fisik yang intensif di pagi hari juga dapat membuat mereka lebih rileks saat suara bising dimulai.

10 Tampilan

Sumber-sumber

  • Prensa Libre

  • Prensa Libre

  • El Universal

  • La Crónica de Hoy

  • MSD Animal Health

  • El Informador

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.

Manajemen Kecemasan Hewan Peliharaan Akiba... | Gaya One