Panduan Nutrisi Musiman untuk Mempertahankan Vitalitas di Musim Dingin
Diedit oleh: Olga Samsonova
Panduan nutrisi secara konsisten menggarisbawahi pentingnya mengonsumsi pangan yang sesuai dengan musimnya guna memaksimalkan perolehan zat gizi esensial, khususnya selama periode musim dingin yang menantang. Sistem kekebalan tubuh memerlukan dukungan optimal saat suhu udara menurun dan lingkungan menjadi lebih lembap, yang rentan memicu perkembangan kuman penyebab penyakit musiman seperti flu dan infeksi pernapasan. Oleh karena itu, penyesuaian pola makan menjadi langkah preventif krusial untuk menjaga ketahanan tubuh sepanjang bulan-bulan dingin.
Buah sitrus, contohnya jeruk, mencapai puncak kandungan Vitamin C-nya saat musim panen, sebuah nutrisi yang sangat vital untuk memperkuat pertahanan imun tubuh dan menangkal infeksi virus. Vitamin C, sebagai antioksidan kuat, berperan dalam pengobatan infeksi virus berdasarkan literatur yang muncul. Selain itu, konsumsi jeruk secara rutin juga dikaitkan dengan manfaat menjaga kesehatan jantung melalui kandungan vitamin C, flavonoid, dan kalium, serta membantu menstabilkan tekanan darah. Akumulasi vitamin tahunan seseorang dapat didukung secara signifikan dengan mengonsumsi buah-buahan musiman seperti ini secara teratur.
Di sisi sayuran, pilihan yang kaya akan serat, Vitamin A, dan antioksidan sangat dianjurkan untuk meningkatkan imunitas. Contohnya termasuk labu butternut, yang kaya serat dan Vitamin A, mendukung fungsi pencernaan dan mengurangi peradangan. Sayuran musim dingin lain seperti kubis Brussel juga menyediakan serat tinggi dan Vitamin C, yang mendukung sistem pencernaan yang sehat. Lobak menonjol karena kandungan Vitamin C-nya yang tinggi, membantu melawan infeksi, serta mengandung kalsium dan magnesium untuk kesehatan tulang. Sementara itu, kale, yang termasuk dalam keluarga sayuran silangan seperti brokoli dan kubis, sarat dengan Vitamin A, C, dan K, yang semuanya mendukung fungsi kekebalan tubuh dan kesehatan tulang.
Aspek hidrasi tidak boleh diabaikan meskipun suhu dingin; cairan tetap menjadi kebutuhan fundamental. Konsumsi kaldu dan sup hangat direkomendasikan karena menggabungkan asupan cairan dengan nutrisi dari sayuran yang terkandung di dalamnya. Kaldu, terutama yang berasal dari tulang sapi atau ayam, menyediakan kolagen dan mineral yang dapat memperkuat sistem imun serta menjaga kesehatan sendi. Pilihan hidrasi hangat ini membantu menjaga suhu tubuh tetap stabil dan mencegah gangguan pencernaan yang mungkin timbul saat cuaca dingin.
Untuk asupan lemak sehat, mengintegrasikan sumber yang kaya akan Omega-3 seperti salmon dan sarden sangat dianjurkan. Asam lemak esensial ini, termasuk EPA (Asam Eikosapentaenoat) dan DHA (Asam Dokosaheksaenoat), penting untuk fungsi normal organ vital seperti otak dan retina. EPA secara spesifik memiliki efek anti-inflamasi dan mendukung kesehatan jantung dengan mengurangi trigliserida. Salmon, misalnya, menyediakan sekitar 1800 mg Omega-3 per 100 gram sajian, menjadikannya sumber yang padat nutrisi untuk melawan peradangan kronis yang dapat memicu berbagai penyakit.
Keseimbangan nutrisi juga tercermin dalam pilihan hidangan yang memuaskan selera musim dingin tanpa memicu lonjakan gula. Hidangan yang menenangkan namun tidak terlalu manis, seperti salmon yang disajikan bersama leeks (daun bawang) atau chestnut velouté (sup krim kastanye), dapat memenuhi keinginan akan makanan hangat sambil mempertahankan keseimbangan diet. Daun bawang sendiri kaya serat yang membantu menjaga tekanan darah dan kadar gula darah, sekaligus mendukung pencernaan. Dengan memprioritaskan makanan padat nutrisi yang bersumber dari musim dingin, individu dapat membangun ketahanan yang diperlukan untuk menjalani periode ini dengan vitalitas yang terjaga dan sistem imun yang prima.
15 Tampilan
Sumber-sumber
France Bleu
Le Figaro
Doctissimo
SitMafgr
A F F L E C
Modes et travaux
Baca lebih banyak berita tentang topik ini:
Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?
Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.
