Suhu Rekor di Eropa Tengah Desember Picu Pencairan Salju dan Dampak Energi

Eropa Tengah saat ini berada di bawah pengaruh kubah udara hangat yang sangat kuat, sebuah konfigurasi meteorologis yang lebih lazim terlihat pada pertengahan musim panas dibandingkan awal Desember 2025. Fenomena ini telah menarik perhatian signifikan karena penyimpangannya dari norma iklim musiman yang diperkirakan. Suhu pada ketinggian sekitar 1.500 meter dilaporkan mencapai titik tertinggi +14 derajat Celsius, sebuah pembacaan yang sangat tidak biasa untuk periode ini dalam setahun.

Aliran udara hangat yang kaya energi ini diperkirakan akan menetap selama beberapa hari ke depan, sebuah kondisi yang secara langsung berkontribusi pada degradasi cepat tutupan salju di kawasan pegunungan yang lebih tinggi. Data historis menunjukkan bahwa Eropa secara keseluruhan telah mengalami tren pemanasan jangka panjang, dengan periode musim dingin sebelumnya, seperti akhir Desember 2022 dan awal Januari 2023, juga mencatat gelombang panas musim dingin yang parah. Pola cuaca ekstrem ini sering dikaitkan oleh para ilmuwan dengan perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia.

Proyeksi cuaca menunjukkan bahwa pada hari Senin, 8 Desember, dan Selasa, 9 Desember, suhu maksimum di beberapa wilayah Jerman, khususnya di bagian barat daya, berpotensi mencapai puncaknya antara 17 hingga 18 derajat Celsius. Meskipun konfigurasi atmosfer menyerupai sistem tekanan tinggi musim panas yang kuat, para ahli meteorologi mencatat bahwa suhu permukaan tanah tetap lebih dingin karena radiasi matahari Desember yang secara substansial lebih lemah.

Sebagai konteks, kenaikan suhu ekstrem di Eropa telah menjadi sorotan, di mana benua tersebut menghangat dua kali lebih cepat daripada rata-rata global sejak tahun 1980-an, menurut laporan Layanan Perubahan Iklim Copernicus Uni Eropa. Secara keseluruhan, pola cuaca untuk Desember 2025 diperkirakan akan menjadi luar biasa ringan, dengan suhu tertinggi berpotensi mencapai 8 hingga 12 derajat Celsius di atas rata-rata yang telah dihitung. Kondisi anomali ini memiliki implikasi bisnis dan konsumen yang nyata, terutama terlihat dari penurunan harga gas alam di Uni Eropa karena perkiraan cuaca yang lebih hangat di masa depan, yang diperkirakan akan menurunkan permintaan pemanas di seluruh wilayah.

Kontrak gas TTF Belanda, sebagai tolok ukur, turun 1,3% menjadi €28,43 per megawatt jam pada hari Senin, 1 Desember 2025. Selain itu, pengalaman masa lalu menunjukkan bahwa musim dingin yang hangat secara tidak biasa dapat memberikan bantuan jangka pendek terhadap harga gas yang tinggi, tetapi menimbulkan risiko bagi pertanian dan satwa liar karena tanaman dapat mulai berkembang biak lebih awal dan hewan dapat keluar dari hibernasi lebih dini. Peristiwa suhu tinggi ini merupakan bagian dari tren yang lebih luas, di mana Eropa telah mencatat delapan tahun terakhir sebagai delapan tahun terpanas yang pernah tercatat, menurut Layanan Perubahan Iklim Copernicus (C3S).

Fenomena kubah panas yang menjebak udara hangat, seperti yang diamati pada Juli 2025, menjadi mekanisme yang sering dikaitkan dengan peningkatan suhu permukaan di bawah langit yang cerah. Perkembangan ini menempatkan Desember 2025 dalam konteks pemanasan global yang berkelanjutan, di mana perubahan iklim antropogenik menjadi pendorong utama tantangan iklim yang signifikan di kawasan tersebut.