Pada 4 Oktober 2025, Tiongkok mengerahkan lebih dari 20 pesawat militer, termasuk jet tempur dan drone, ke Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ) Taiwan. Sebanyak 17 pesawat melintasi garis median Selat Taiwan, meningkatkan ketegangan menjelang Hari Nasional Taiwan yang diperingati setiap 10 Oktober. Pada tahun 2020, pesawat militer Tiongkok melintasi garis median sebanyak 49 kali, yang merupakan angka tertinggi sejak tahun 1990. Manuver ini terjadi di tengah perselisihan interpretasi Resolusi 2758 PBB, yang diklaim Tiongkok sebagai dasar kedaulatannya atas Taiwan, namun ditolak tegas oleh Taipei. Kementerian Luar Negeri Taiwan menegaskan resolusi tersebut hanya memutuskan "pengusiran segera perwakilan Chiang Kai-shek dari posisi yang diduduki secara tidak sah di PBB" dan tidak menentukan kedaulatan Taiwan.
Otoritas Taiwan melaporkan bahwa pesawat-pesawat Tiongkok, termasuk jet tempur J-16, pengebom JH-7, pesawat peringatan dini KJ-500, dan drone, melakukan "patroli kesiapan tempur gabungan" di dekat wilayah udara Taiwan. Menanggapi hal ini, Angkatan Bersenjata Taiwan meningkatkan kewaspadaan dengan mengerahkan pesawat, kapal, dan sistem rudal untuk memantau situasi.
Sengketa atas Resolusi 2758 bukan hal baru. Tiongkok secara konsisten menggunakan resolusi tersebut untuk memperkuat klaim teritorialnya dan membatasi partisipasi Taiwan dalam forum internasional. Taiwan menganggap klaim Tiongkok sebagai "distorsi" yang bertujuan menciptakan "dasar hukum palsu" untuk "agresi bersenjata di masa depan." Latihan militer Tiongkok di sekitar Taiwan telah menjadi pola berulang, seringkali sebagai respons terhadap tindakan yang dianggap Beijing sebagai provokasi kemerdekaan Taiwan. Latihan serupa sebelumnya terjadi pada April 2025 dan Oktober 2024. Situasi di Selat Taiwan terus menjadi sorotan utama geopolitik global, mengingat peran krusial Taiwan dalam rantai pasokan semikonduktor dunia, serta implikasinya bagi stabilitas regional dan hukum internasional.