KTT Organisasi Kerjasama Shanghai (OKI) yang diselenggarakan di Tianjin, Tiongkok, pada 31 Agustus hingga 1 September 2025, menjadi forum penting bagi negara-negara anggota untuk menyuarakan perlunya tata kelola global yang lebih adil dan menantang dominasi hegemoni Amerika Serikat, serta mengadvokasi tatanan dunia multipolar.
Pertemuan ini menandai evolusi signifikan OKI, yang berawal dari mekanisme keamanan regional pada tahun 1996. KTT tahun ini menggarisbawahi perluasan mandatnya ke berbagai bidang strategis, termasuk ekonomi, teknologi, dan sosial, yang tercermin dalam persetujuan strategi sepuluh tahun hingga 2035.
Presiden Tiongkok, Xi Jinping, dalam pidatonya, mengkritik "mentalitas Perang Dingin" dan "praktik intimidasi," seraya menyerukan model multilateralisme baru yang berlandaskan "semangat Shanghai." Dukungan kuat datang dari Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang menekankan relevansi inisiatif tata kelola global yang lebih efektif di tengah upaya beberapa negara memaksakan "kediktatoran dalam urusan internasional." Kedua pemimpin sepakat bahwa tatanan dunia yang adil dan seimbang adalah keniscayaan.
KTT ini juga menghasilkan kesepakatan untuk memperluas kerja sama di berbagai sektor vital, termasuk ekonomi digital, kecerdasan buatan (AI), energi, dan industri hijau. Pembentukan Bank Pembangunan OKI disetujui, yang diharapkan dapat memberikan dukungan finansial yang lebih kuat untuk pembangunan infrastruktur dan kemajuan ekonomi serta sosial di antara negara-negara anggota.
Para analis melihat KTT OKI sebagai penegasan pergeseran kekuatan global. OKI dipandang sebagai platform alternatif yang menantang dominasi institusi yang dipimpin Barat, menawarkan model kerja sama yang lebih inklusif. Perluasan kerja sama ekonomi, termasuk penggunaan mata uang nasional dalam perdagangan, memperkuat upaya OKI membangun sistem paralel yang mengurangi ketergantungan pada struktur global yang ada.
KTT di Tianjin ini tidak hanya menegaskan kembali posisi OKI sebagai pemain kunci dalam keamanan dan stabilitas regional, tetapi juga memproyeksikan ambisi organisasi ini untuk memainkan peran yang lebih besar dalam membentuk masa depan tata kelola global. Dengan penekanan pada dialog, kerja sama, dan pembangunan yang berimbang, OKI menawarkan visi yang berbeda dalam menghadapi kompleksitas tantangan global saat ini.