Moskow dan Teheran telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) strategis yang berfokus pada pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) skala kecil di Iran. Kesepakatan ini memperdalam kolaborasi energi kedua negara, yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan energi Iran yang terus meningkat dan memperkuat kemitraan strategis mereka. Penandatanganan dilakukan oleh Alexey Likhachev, kepala Rosatom, perusahaan energi nuklir negara Rusia, dan Mohamad Eslami, pejabat nuklir tertinggi Iran. Rosatom menyatakan bahwa proyek ini merupakan langkah strategis yang akan meningkatkan hubungan diplomatik dan ekonomi antara kedua negara.
MoU ini merupakan bagian dari rencana ambisius Iran untuk membangun delapan PLTN skala kecil, dengan target mencapai kapasitas energi nuklir sebesar 20 gigawatt (GW) pada tahun 2040. Saat ini, Iran hanya mengoperasikan satu PLTN di Bushehr dengan kapasitas sekitar 1 GW, yang juga dibangun oleh Rusia. Negara ini sering menghadapi kekurangan listrik selama periode permintaan puncak, menjadikan penambahan kapasitas energi nuklir sebagai prioritas.
Kesepakatan ini juga mencerminkan dinamika geopolitik yang lebih luas. Rusia terus mendukung hak Iran untuk mengembangkan energi nuklir sipil di tengah tekanan internasional. Dukungan ini muncul di tengah kekhawatiran global mengenai program nuklir Iran, meskipun Iran secara konsisten menyatakan bahwa programnya murni untuk tujuan damai. Pembangunan PLTN skala kecil ini dapat dipandang sebagai upaya untuk mengelola persepsi internasional sambil tetap memenuhi kebutuhan energi domestik Iran.
Perjanjian ini terjadi di saat Iran menghadapi potensi sanksi baru dari PBB. Dewan Keamanan PBB pada September 2025 memutuskan untuk tidak mencabut sanksi secara permanen terhadap program nuklir Iran, yang berarti sanksi akan kembali berlaku pada 28 September jika kesepakatan signifikan tidak tercapai. Rusia termasuk di antara negara-negara yang memberikan suara menentang pemberlakuan kembali sanksi tersebut.
Sejarah hubungan nuklir Iran dengan Rusia mencakup kesepakatan tahun 1995 untuk bantuan pembangunan reaktor nuklir. Saat ini, Iran juga sedang mengembangkan situs pembangkit listrik tenaga nuklir baru bernama 'Iran Hormoz' di provinsi Hormozgan dengan kapasitas produksi 5.000 megawatt. Kesepakatan pembangunan PLTN skala kecil ini menjadi bukti penguatan kemitraan strategis antara Rusia dan Iran, yang didorong oleh kepentingan bersama dalam bidang energi dan stabilitas regional. Perjanjian ini membuka jalan bagi kontrak lebih lanjut untuk desain dan konstruksi reaktor modular kecil (SMR), yang diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan teknis nuklir Iran.