Sebelas negara telah mengumumkan pembentukan dana dukungan untuk menopang kemandirian finansial Otoritas Palestina di tengah krisis ekonomi yang parah. Inisiatif ini merupakan respons terhadap tantangan ekonomi berat yang dihadapi Otoritas Palestina, yang bertujuan untuk menjaga stabilitas dan kapabilitasnya dalam menyediakan layanan esensial serta memastikan keamanan.
Negara-negara yang terlibat dalam langkah signifikan ini termasuk Prancis, Amerika Serikat, Jepang, Arab Saudi, dan Spanyol. Arab Saudi, melalui Menteri Luar Negeri Faisal bin Farhan, telah menyatakan kesiapannya untuk berkontribusi sebesar 90 juta dolar AS ke dalam dana tersebut. Secara keseluruhan, para donor telah menjanjikan sekitar 170 juta dolar AS untuk mendukung Otoritas Palestina. Dukungan ini dianggap vital bagi stabilitas regional dan upaya mewujudkan solusi dua negara.
Situasi ekonomi Palestina telah lama berada di bawah tekanan, diperparah oleh konflik yang sedang berlangsung dan sanksi yang diberlakukan oleh Israel. Otoritas Palestina sendiri telah mengambil langkah-langkah praktis, termasuk mengusulkan protokol untuk membahas boikot ekonomi sebagai bagian dari upaya meninjau kembali keselarasan dengan realitas Palestina.
Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Al-Safadi, menekankan pentingnya kepatuhan terhadap hukum internasional dan resolusi PBB terkait isu Palestina, serta menyerukan solusi yang adil dan komprehensif. Ia juga menyoroti krusialnya dukungan bagi para pengungsi Palestina melalui UNRWA (Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat), yang memainkan peran fundamental dalam penyediaan layanan dasar dan bantuan kemanusiaan.
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, dalam pidatonya melalui video ke Majelis Umum PBB, menekankan pentingnya rekonsiliasi dan masa depan Hamas dalam pemerintahan, serta menyerukan perdamaian. Sementara itu, Perdana Menteri Otoritas Palestina, Mohammed Shtayyeh, sebelumnya telah menyatakan bahwa para donor menjanjikan sekitar 170 juta dolar AS. Inisiatif dana ini muncul di tengah forum-forum internasional seperti pertemuan Liga Arab di Amerika Serikat, yang juga menyaksikan serangkaian kecaman internasional terhadap kondisi di Palestina.
Dukungan finansial ini diharapkan tidak hanya meringankan penderitaan rakyat Palestina tetapi juga menjadi katalisator bagi kemajuan menuju kemerdekaan ekonomi dan stabilitas jangka panjang. Keterlibatan berbagai negara menunjukkan kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga kedaulatan dan kesejahteraan Palestina di tengah kompleksitas geopolitik regional.