Aktivitas matahari telah menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam beberapa hari terakhir, ditandai dengan terdeteksinya beberapa letusan surya kuat. Fenomena ini telah memicu kondisi badai geomagnetik yang diperkirakan akan terus berlanjut, menimbulkan potensi gangguan pada sistem komunikasi dan navigasi satelit di seluruh dunia. Peningkatan aliran angin matahari juga berkontribusi pada ketidakstabilan geomagnetik ini.
Letusan surya, atau solar flare, adalah pelepasan energi secara tiba-tiba dari medan magnet Matahari yang tidak stabil. Pelepasan ini dapat berupa radiasi elektromagnetik kuat yang mencapai Bumi dalam hitungan menit, mengganggu komunikasi radio dan satelit. Selain itu, Coronal Mass Ejection (CME) adalah pelepasan besar plasma dan medan magnet dari korona matahari, yang dapat mengirimkan miliaran ton partikel bermuatan ke luar angkasa. CME ini dapat menyebabkan gangguan yang lebih besar pada jaringan listrik, satelit, dan sistem navigasi GPS ketika mencapai Bumi.
Siklus matahari, yang berlangsung sekitar 11 tahun, memengaruhi frekuensi dan intensitas badai matahari. Puncak siklus matahari, atau maksimum matahari, ditandai dengan peningkatan jumlah bintik matahari dan aktivitas magnetik, yang menghasilkan badai matahari yang lebih sering. Puncak siklus matahari ke-25 diperkirakan akan berlanjut hingga akhir 2024 atau awal 2025, yang berarti peningkatan aktivitas badai matahari kemungkinan akan terus berlanjut. NASA melaporkan bahwa aktivitas matahari meningkat lebih cepat dari perkiraan, sebuah pembalikan dari tren penurunan selama beberapa dekade terakhir.
Dampak dari badai matahari dapat bervariasi. Gangguan pada komunikasi radio frekuensi tinggi (HF) dan navigasi berbasis satelit seperti GPS dapat terjadi akibat peningkatan kepadatan elektron di ionosfer Bumi. Hal ini dapat memengaruhi akurasi sistem navigasi dan menimbulkan risiko bagi operasi yang bergantung pada GPS, seperti drone. BMKG telah mengeluarkan peringatan mengenai potensi gangguan pada jaringan internet, terutama pada sistem yang bergantung pada satelit seperti Starlink, serta alat komunikasi radio. Dalam kasus yang lebih ekstrem, badai matahari besar dapat merusak transformator pada jaringan listrik secara permanen, menyebabkan pemadaman listrik yang luas dan berkepanjangan.
Salah satu dampak visual yang paling menakjubkan dari badai geomagnetik adalah fenomena aurora, atau cahaya utara/selatan, yang terjadi ketika partikel bermuatan dari matahari berinteraksi dengan atmosfer bumi. Kemunculan aurora di lintang yang lebih rendah dari biasanya menandakan badai geomagnetik yang kuat yang dapat mengancam operasional satelit dan jaringan transmisi listrik di lintang tinggi. Para ilmuwan, termasuk dari NASA, terus meningkatkan pemantauan aktivitas matahari menggunakan teknologi seperti Solar Dynamics Observatory (SDO) untuk memberikan peringatan dini kepada operator satelit dan infrastruktur penting lainnya guna meminimalkan potensi kerusakan.