TVRI Latih Keterampilan Penyiaran Siswa Sekolah Rakyat di Bawah Inisiatif Pendidikan Presiden Prabowo

Edytowane przez: Olga Samsonova

Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI menyelenggarakan pelatihan intensif di bidang industri penyiaran bagi siswa-siswi Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 19 di Sonosewu, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pada 5 Desember 2025. Program ini merupakan bagian dari inisiatif pendidikan progresif yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto, yang secara eksplisit menargetkan pemuda dari latar belakang ekonomi sulit untuk mendapatkan kesempatan setara di sektor ekonomi kreatif.

Kegiatan pelatihan, yang dinamai "TVRI Mengajar, Melayani Negeri," mencakup modul-modul esensial seperti teknik presentasi siaran, operasional kamera video, hingga proses penyuntingan akhir. Direktur Utama LPP TVRI, Iman Brotoseno, menyatakan bahwa tujuan utama program ini adalah menyamakan peluang bagi kaum muda yang terpinggirkan agar dapat berpartisipasi aktif dalam industri penyiaran. Sebagai dukungan nyata, TVRI Stasiun Yogyakarta turut menyerahkan donasi perangkat keras vital untuk praktik langsung, termasuk kamera profesional dan unit komputer untuk penyuntingan kepada SRMA 19.

Inisiatif Sekolah Rakyat yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto bertujuan memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan berkualitas dan gratis dengan konsep asrama. Program nasional ini telah mengoperasikan 165 Sekolah Rakyat di seluruh Indonesia, menampung lebih dari 14.000 siswa dari keluarga prasejahtera dengan dukungan 4.700 tenaga pendidik. SRMA 19 Bantul, yang beroperasi sejak pertengahan Juli 2025, menaungi sekitar 200 siswa dan merupakan percontohan sekolah berasrama gratis yang menekankan pendidikan karakter, nilai keagamaan, serta integrasi teknologi, termasuk pengenalan coding.

Kepala Sekolah SRMA 19, Agus Ristanto, mengonfirmasi antusiasme tinggi siswa terhadap materi yang disajikan, yang mencakup pengenalan dunia jurnalistik dan operasional peralatan siaran. Mengingat minat yang teramati, pelatihan spesialisasi penyiaran ini telah ditetapkan untuk ditingkatkan statusnya menjadi kegiatan ekstrakurikuler mingguan di sekolah tersebut. Yogyakarta dipilih sebagai pionir pembagian ilmu ini karena reputasinya sebagai salah satu sentra industri perfilman dan penyiaran di Indonesia. Fasilitas di SRMA 19, yang dulunya merupakan balai pelatihan milik Kementerian Sosial, mencakup lahan seluas lima hektare dengan sarana lengkap, serta komitmen penyediaan laptop dan perlengkapan sekolah bagi setiap siswa.

Iman Brotoseno lebih lanjut menekankan bahwa inisiatif ini mengatasi pandangan bahwa industri TV sulit dijangkau oleh siswa Sekolah Rakyat. Dengan adanya pelatihan langsung, siswa menunjukkan potensi besar untuk beradaptasi dengan cepat dalam peran media seperti sutradara, produser, atau kameramen, sejalan dengan target pemerintah untuk mempercepat pembangunan 100 unit Sekolah Rakyat setiap tahunnya.

6 Wyświetlenia

Źródła

  • Harianjogja.com

  • ANTARA News Yogyakarta

  • RRI

  • TVRINews

  • Harianjogja.com

Czy znalazłeś błąd lub niedokładność?

Rozważymy Twoje uwagi tak szybko, jak to możliwe.