Uni Eropa (UE) melaporkan adanya peningkatan moderat dalam akses bantuan kemanusiaan ke Gaza per tanggal 7 Agustus 2025, menyusul kesepakatan yang dicapai dengan Israel. Periode antara 29 Juli hingga 4 Agustus 2025 menyaksikan 463 truk dibongkar muat di titik-titik penyeberangan menuju Gaza, menandakan adanya peningkatan dalam penyaluran bantuan. Namun, hambatan signifikan tetap ada, dengan penilaian UE menyoroti bahwa kurangnya lingkungan yang aman untuk distribusi bantuan skala besar terus merusak operasi kemanusiaan.
Israel telah mengumumkan rencana untuk secara bertahap mengizinkan barang masuk ke Gaza melalui pedagang lokal guna meningkatkan penyaluran bantuan. Mekanisme ini, yang sebelumnya dihentikan pada Oktober 2024 karena kekhawatiran eksploitasi oleh organisasi teroris, kini diupayakan untuk diaktifkan kembali. Laporan dari OCHA per 1 Agustus 2025 menggarisbawahi bahwa konvoi bantuan masih menghadapi tantangan, dengan banyak yang dijarah sebelum mencapai tujuan, menunjukkan bahwa kemajuan dalam jumlah truk yang masuk belum sepenuhnya diterjemahkan menjadi distribusi yang aman. Situasi kemanusiaan di Gaza tetap sangat sulit, dengan lebih dari setengah juta orang mengalami kondisi seperti kelaparan menurut laporan dari World Food Programme (WFP).