Vietnam dan Korea Utara Rayakan 75 Tahun Hubungan Diplomatik dengan Kunjungan Bersejarah

Diedit oleh: S Света

Pada tahun 2025, Vietnam dan Korea Utara merayakan 75 tahun hubungan diplomatik yang terjalin sejak 31 Januari 1950. Peringatan ini akan ditandai dengan kunjungan bersejarah Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam, To Lam, ke Pyongyang pada Oktober 2025. Kunjungan ini akan menjadi yang pertama oleh seorang pemimpin Vietnam ke Korea Utara dalam hampir dua dekade, sebuah peristiwa yang menggarisbawahi kedalaman hubungan historis kedua negara komunis ini.

Hubungan antara Vietnam dan Korea Utara berakar pada ideologi komunis bersama dan perjuangan melawan kekuatan asing. Meskipun memiliki ikatan politik yang kuat, hubungan dagang antara kedua negara saat ini minim, sebagian besar karena sanksi internasional yang dihadapi Korea Utara. Data terakhir menunjukkan ekspor Vietnam ke Pyongyang pada tahun 2016 hanya bernilai sekitar 3 juta USD. Namun, pertemuan tingkat pejabat antar-pemerintah telah kembali aktif sejak 2023 setelah jeda lima tahun.

Kunjungan To Lam ke Pyongyang dijadwalkan menyusul perjalanannya ke Korea Selatan pada Agustus 2025, di mana ia menjadi pemimpin asing pertama yang diterima oleh Presiden Korea Selatan, Lee Jae Myung. Langkah ini mencerminkan keseimbangan diplomatik yang cermat dilakukan Vietnam, mengingat Korea Selatan merupakan salah satu mitra ekonomi terbesar Vietnam, dengan investasi lebih dari 90 miliar USD dari perusahaan seperti Samsung Electronics. Kemampuan Vietnam untuk menjaga hubungan baik dengan kedua negara Korea yang berlawanan menunjukkan kelincahan diplomatiknya di panggung regional.

Secara historis, hubungan kedua negara diperkuat oleh kunjungan Presiden Ho Chi Minh ke Pyongyang pada tahun 1957 dan kunjungan terakhir seorang pemimpin Vietnam, Nong Duc Manh, pada tahun 2007. Kim Jong Un sendiri pernah mengunjungi Hanoi pada tahun 2019 untuk KTT dengan mantan Presiden AS Donald Trump. Perayaan "Tahun Persahabatan" antara Vietnam dan Korea Utara yang dideklarasikan pada awal 2025 menjadi latar belakang penting bagi kunjungan yang akan datang ini.

Pertemuan antara To Lam dan Kim Jong Un, jika terwujud, tidak hanya akan menegaskan kembali solidaritas politik antar-partai tetapi juga dapat memberikan legitimasi internasional tambahan bagi Korea Utara di tengah upaya mereka untuk keluar dari isolasi global, terutama melalui penguatan hubungan strategis dengan Rusia. Kunjungan ini juga terjadi di saat Korea Utara secara bertahap menunjukkan keterbukaan terhadap dialog dengan Amerika Serikat, meskipun dengan syarat Washington mencabut tuntutan denuklirisasi. Vietnam, yang pernah memfasilitasi pembicaraan antara Kim Jong Un dan Donald Trump pada tahun 2018, terus memainkan peran penting dalam dinamika Semenanjung Korea.

Dengan demikian, kunjungan To Lam ke Pyongyang bukan sekadar seremoni, melainkan sebuah langkah strategis yang dapat membentuk kembali lanskap diplomatik Asia Timur Laut, menegaskan kembali pentingnya dialog dan pemahaman di tengah ketegangan global.

Sumber-sumber

  • investor.id

  • Korea JoongAng Daily

  • NK PRO

  • The Moscow Times

  • Vietnam.vn

  • Viet Nam Government Portal

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.