Ghana siap menjadi pusat pertanian pertama di Afrika yang didukung Kecerdasan Buatan (AI) berkat investasi sebesar $100 juta dari perusahaan agritech Jepang, Degas Limited. Komitmen investasi selama empat tahun ini diumumkan oleh Presiden Ghana, John Dramani Mahama, setelah pertemuan dengan CEO dan pendiri Degas Limited, Doga Makiura, di sela-sela Forum Investasi Kepresidenan Ghana di Yokohama, Jepang.
Presiden Mahama menyatakan bahwa kemitraan ini akan menerapkan alat AI mutakhir untuk memodernisasi pertanian, memperkuat rantai nilai, dan menciptakan peluang kerja bagi kaum muda di Ghana. "Degas telah membiayai lebih dari 86.000 petani kecil di lahan seluas 122.000 hektar, menggandakan pendapatan dengan tingkat pengembalian 95%. Dengan pemantauan satelit berbasis AI dan pertanian presisi, kami akan memperkuat rantai nilai dari input hingga pasar, meningkatkan ketahanan pangan, dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja bagi kaum muda kami," ujar Presiden Mahama. Ia menambahkan bahwa investasi ini merupakan "bukti kepercayaan yang kuat terhadap visi Ghana untuk pertanian terintegrasi yang berbasis teknologi."
Degas Limited, yang telah beroperasi di Ghana sejak 2019, akan memperluas platformnya yang didukung AI. Platform ini memanfaatkan pemantauan satelit dan teknik pertanian presisi untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya, memprediksi hasil panen, dan mengurangi risiko produksi. Model Degas telah terbukti berhasil, dengan menggandakan pendapatan petani dan mencapai tingkat pengembalian pinjaman yang sangat tinggi, yang menarik minat investor Jepang. Banyak mitra Jepang kini menganggap pendekatan terintegrasi Ghana sebagai "standar emas" untuk investasi pertanian di Afrika.
Langkah ini sejalan dengan agenda pemerintah Ghana untuk merombak perekonomian dengan memodernisasi sektor-sektor vital seperti pertanian. Inisiatif ini juga mencerminkan tren yang lebih luas dari keterlibatan Jepang di Afrika, sebagaimana terlihat pada Konferensi Internasional Tokyo tentang Pembangunan Afrika (TICAD 9), di mana lebih dari 100 perusahaan Jepang menyatakan minat pada usaha baru di benua tersebut. Investasi Degas Limited ini tidak hanya memperkuat hubungan Jepang-Ghana tetapi juga memposisikan Ghana sebagai titik masuk utama bagi investor Jepang yang menjajaki pasar Afrika Barat.
Transformasi ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian secara keseluruhan, memastikan ketersediaan pangan, dan menciptakan lapangan kerja yang layak bagi kaum muda di daerah pedesaan. Keberhasilan Degas dalam meningkatkan pendapatan petani dan tingkat pengembalian pinjaman yang tinggi menunjukkan potensi besar teknologi AI dalam merevolusi sektor pertanian di seluruh Afrika, menjadikannya model yang dapat diadopsi oleh negara-negara lain di benua ini.