Pemerintah Taliban di Afghanistan pada Rabu, 13 Agustus 2025, memfasilitasi pendaftaran 1.800 warga Afghanistan yang menganggur dan diusir dari negara tetangga untuk peluang kerja di Qatar. Inisiatif ini merupakan bagian dari perjanjian tenaga kerja yang bertujuan untuk mengatasi pengangguran domestik.
Program ini merupakan kelanjutan dari pendaftaran sebelumnya yang mencakup 3.100 warga Afghanistan untuk posisi di sektor makanan dan perhotelan. Pendaftaran kali ini secara khusus menargetkan individu yang telah diusir dari Iran dan Pakistan, dengan pusat pendaftaran didirikan di Kabul, Kandahar, Herat, dan Nangarhar. Visa kerja yang tersedia mencakup 22 kategori pekerjaan. Juru bicara Kementerian Tenaga Kerja, Samiullah Ibrahimi, menyatakan bahwa visa yang tersedia diperuntukkan bagi para pencari kerja Afghanistan yang menganggur ini. Seorang warga Kabul, Poyan Ahmadi, yang meninggalkan Iran, menyatakan harapannya agar pemerintah Taliban menjalin hubungan dengan negara lain karena kurangnya pekerjaan di Afghanistan.
Upaya ini dilakukan di tengah situasi di mana setidaknya dua juta warga Afghanistan telah meninggalkan Iran dan Pakistan pada tahun 2025 setelah kedua negara melancarkan kampanye untuk mengusir warga asing yang mereka anggap berada di sana secara ilegal. Laporan PBB pada Juli 2025 merinci adanya kasus-kasus penyiksaan, penangkapan sewenang-wenang, dan ancaman terhadap keamanan pribadi bagi mereka yang dikembalikan secara paksa ke Afghanistan, dengan kelompok perempuan, anak perempuan, mantan pejabat pemerintah, dan anggota pasukan keamanan diidentifikasi sebagai kelompok yang sangat rentan.
Stephanie Loose dari UN-Habitat menekankan pentingnya program reintegrasi bagi para pengungsi agar dilihat sebagai kontributor terampil, bukan sebagai beban. Ia mencatat bahwa sekitar 60% dari mereka yang kembali berusia di bawah 18 tahun dan banyak yang tidak memiliki jaringan sosial atau dukungan di Afghanistan, membuat mereka rentan terhadap eksploitasi. Meskipun demikian, Taliban secara aktif mengejar perjanjian tenaga kerja dengan negara lain seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Oman, Turki, dan Rusia untuk menciptakan prospek pekerjaan di luar negeri bagi para pekerja Afghanistan.
Sejak awal 2025, sekitar 2,2 juta warga Afghanistan telah melintasi perbatasan dari Iran dan Pakistan, melebihi prediksi PBB. Situasi ini menyoroti kebutuhan mendesak akan keterlibatan internasional yang terkoordinasi untuk mengatasi krisis kemanusiaan dan akar penyebab perpindahan dari negara-negara tetangga.