Komisi Eropa telah mengumumkan paket sanksi ke-19 yang ditujukan kepada Rusia, sebuah langkah strategis untuk meningkatkan tekanan ekonomi.
Paket sanksi baru ini mencakup larangan impor gas alam cair (LNG) Rusia yang akan berlaku mulai 1 Januari 2027, lebih cepat dari rencana sebelumnya. Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, menyatakan bahwa langkah ini merupakan respons terhadap eskalasi konflik dan pelanggaran hukum internasional oleh Rusia. "Sudah waktunya untuk mematikan keran," ujar von der Leyen, menekankan bahwa pendapatan energi merupakan pilar utama ekonomi perang Rusia. Uni Eropa telah berupaya mengurangi ketergantungan pada energi Rusia melalui penghematan, diversifikasi pasokan, dan investasi pada sumber energi rendah karbon. Uni Eropa telah berhasil mengurangi pendapatan minyak Rusia di Eropa hingga 90% dalam tiga tahun terakhir.
Selain larangan LNG, paket sanksi ini juga memberlakukan pembatasan pada sejumlah bank Rusia, penggunaan mata uang kripto, serta pada kilang minyak dan perusahaan yang terlibat dalam upaya menghindari sanksi. Langkah ini juga menargetkan perusahaan-perusahaan di negara ketiga, termasuk Tiongkok, yang memfasilitasi penjualan minyak Rusia di luar batas harga yang ditetapkan. Paket sanksi ke-19 ini juga mencakup pembatasan pada 118 kapal tambahan yang terafiliasi dengan 'armada bayangan' Rusia, menambah jumlah kapal yang terkena sanksi menjadi lebih dari 560 unit. Langkah ini bertujuan untuk memperkuat penegakan sanksi yang telah ada dan menutup celah yang dimanfaatkan Rusia untuk menghindari pembatasan.
Menanggapi langkah ini, Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyatakan bahwa Uni Eropa terus melanjutkan kebijakan permusuhannya terhadap Federasi Rusia. Pernyataan ini mengindikasikan semakin dalamnya ketegangan geopolitik dan kemungkinan adanya respons timbal balik dari pihak Rusia. Secara historis, Uni Eropa telah menerapkan serangkaian sanksi terhadap Rusia sejak tahun 2014 sebagai respons atas pelanggaran wilayah dan kedaulatan Ukraina. Paket sanksi terbaru ini menunjukkan komitmen berkelanjutan Uni Eropa untuk memberikan tekanan ekonomi guna membatasi kemampuan Rusia mendanai konflik di Ukraina. Dampak dari sanksi ini terhadap stabilitas ekonomi global dan pasar energi terus menjadi fokus pengamatan internasional.