Pada 1 Oktober 2025, konflik di Ukraina semakin memburuk dengan kemajuan militer Rusia di wilayah Donetsk, kekhawatiran atas keselamatan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia, dan langkah proaktif Uni Eropa untuk memperkuat keamanan serta dukungan finansial.
Laporan dari garis depan mengindikasikan pasukan Rusia telah merebut dua desa di Donetsk dan bergerak menuju kota strategis Vuhledar. Pasukan Ukraina di Vuhledar dilaporkan terkepung dan menghadapi serangan hebat. Sementara itu, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) berupaya memulihkan pasokan listrik eksternal ke PLTN Zaporizhzhia, namun terhambat oleh penembakan Rusia di sekitar fasilitas tersebut. Direktur Jenderal IAEA, Rafael Grossi, berulang kali menekankan situasi di Zaporizhzhia sangat mengkhawatirkan dan tidak berkelanjutan, serta dapat menimbulkan ancaman bagi semua pihak.
Menanggapi eskalasi ini, para pemimpin Uni Eropa dijadwalkan membahas inisiatif keamanan signifikan, termasuk proposal "drone wall" untuk mencegah intrusi udara yang tidak terdeteksi, yang juga didukung oleh Swedia, Finlandia, Polandia, dan Denmark. Uni Eropa juga mempertimbangkan penggunaan aset Rusia yang dibekukan senilai miliaran euro untuk mendanai pinjaman sebesar €140 miliar bagi Ukraina, meskipun ada perdebatan hukum dan politik. Romania berencana mendirikan pabrik produksi drone defensif bekerja sama dengan Ukraina, menandakan pergeseran strategis menuju penguatan kapasitas pertahanan regional.
Di ranah diplomatik, ketegangan antara Rusia dan negara-negara Eropa meningkat. Angkatan Laut Prancis menyelidiki dugaan pelanggaran sanksi oleh kapal tanker Boracay, sebelumnya bernama Kiwala, yang telah dikenai sanksi oleh Inggris sejak Oktober 2024 dan Uni Eropa sejak Februari 2025, yang diduga mengangkut minyak Rusia. Rusia mengumumkan rencana mengusir seorang diplomat Austria sebagai balasan atas pengusiran diplomat Rusia oleh Austria. Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, menyatakan keraguan mengenai keputusan akhir Amerika Serikat terkait pasokan rudal Tomahawk ke Ukraina, sementara Kremlin menuduh Jerman terlibat secara tidak langsung dalam konflik dan menyerukan dialog keamanan.
Perubahan dinamika pasar energi terlihat dari laporan India yang semakin mendiversifikasi pembelian minyaknya, mengurangi ketergantungan pada Rusia. Keputusan India ini, meskipun menguntungkan secara ekonomi, tetap dilakukan meskipun ada tekanan dari Amerika Serikat. Peristiwa ini menyoroti kompleksitas situasi geopolitik yang terus berkembang, di mana kemajuan militer, risiko keamanan kritis, dan manuver diplomatik serta ekonomi saling terkait erat, membentuk lanskap keamanan Eropa dan global.