Republik Ceko telah menyelesaikan pemilihan parlemennya pada tanggal 3-4 Oktober 2025, yang menandai kembalinya Andrej Babiš, seorang politikus populis sayap kanan dan miliarder, ke tampuk kekuasaan melalui partainya, ANO. Partai ANO berhasil meraih 80 dari 200 kursi di majelis rendah parlemen, dengan perolehan suara sekitar 34,5%. Hasil ini mengungguli koalisi tengah-kanan Spolu (Bersama) yang mendapatkan 23,4% suara dan 52 kursi. Kemenangan ini merupakan pencapaian "historis" bagi Babiš, yang menyatakan visinya untuk menjadikan Republik Ceko sebagai tempat terbaik untuk ditinggali di Uni Eropa. Tingkat partisipasi pemilih mencapai 68,8%.
Partai ANO meraih 80 kursi, namun tidak mencapai mayoritas mutlak 101 kursi, sehingga Babiš perlu membentuk koalisi. Ia menyatakan niatnya untuk membentuk pemerintahan partai tunggal, namun mengakui perlunya dukungan dari partai lain. Kandidat potensial untuk koalisi termasuk partai populis sayap kanan Freedom and Direct Democracy (SPD) yang meraih 7,9% suara, dan partai Motorists dengan 6,78% suara. Namun, kedua partai ini secara terpisah menyatakan ketidakpastian mengenai kerja sama dengan partai-partai pemerintah sebelumnya.
Perhatian utama pasca-pemilu tertuju pada potensi pergeseran kebijakan luar negeri Ceko. Analis khawatir bahwa koalisi yang melibatkan partai-partai seperti SPD dapat mendorong Ceko menjauh dari dukungan kuatnya terhadap Ukraina, sejalan dengan sikap yang diambil oleh Hungaria dan Slovakia di bawah kepemimpinan Viktor Orbán dan Robert Fico. Sebelumnya, Republik Ceko merupakan pendukung setia Ukraina sejak invasi Rusia tahun 2022, dengan aktif menyumbangkan senjata dan memimpin inisiatif pengadaan amunisi. Namun, Babiš sendiri telah menyuarakan pandangan yang berbeda mengenai inisiatif tersebut, mengindikasikan potensi perubahan pendekatan. Ia menyatakan bahwa Ukraina "tidak siap" untuk bergabung dengan Uni Eropa dan bahwa inisiatif amunisi Ceko seharusnya diambil alih oleh NATO.
Latar belakang Babiš sebagai mantan Perdana Menteri dari tahun 2017 hingga 2021 menunjukkan kedekatan hubungan sebelumnya dengan Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orbán, di mana keduanya sering berbagi pandangan serupa mengenai isu migrasi dan kedaulatan nasional di dalam Uni Eropa. Kampanye Babiš sendiri lebih banyak berfokus pada isu-isu domestik seperti pertumbuhan ekonomi, pemotongan pajak, dan harga energi, serta menunjukkan sikap kritis terhadap Green Deal Uni Eropa dan pakta migrasi. Kemenangan Babiš ini juga memperkuat blok populis dan anti-imigran di Eropa. Partai ANO sendiri merupakan bagian dari kelompok "Patriots for Europe" di Parlemen Eropa, yang beranggotakan partai-partai sayap kanan yang kritis terhadap kebijakan iklim UE dan menekankan kedaulatan nasional.
Situasi ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana Republik Ceko akan menavigasi hubungannya dengan Uni Eropa dan negara-negara anggota lainnya di tengah tantangan geopolitik yang sedang berlangsung. Langkah selanjutnya akan melibatkan negosiasi pembentukan pemerintahan yang akan diawasi ketat oleh pengamat internasional, mengingat implikasi regional dan global dari arah kebijakan baru Ceko.