Pemilihan umum parlemen Moldova yang diselenggarakan pada 28 September 2025 telah mengukuhkan dominasi partai pro-Eropa, Aksi dan Solidaritas (PAS), yang berhasil meraih mayoritas kursi. Hasil ini menegaskan komitmen Moldova untuk mempererat hubungan dengan Uni Eropa, meskipun proses pemilu diwarnai oleh laporan mengenai upaya campur tangan asing yang signifikan.
Menurut data awal yang dirilis oleh Komisi Pemilihan Umum Moldova pada 29 September 2025, PAS meraih 50,15% suara, mengamankan setidaknya 54 dari 101 kursi di parlemen. Kemenangan ini memberikan PAS kendali mayoritas untuk melanjutkan agenda pro-Baratnya. Pesaing terdekatnya, blok pro-Rusia "Kemenangan" (Victory), memperoleh 24,19% suara. Blok "Alternatif" mendapatkan 7,97%, "Partai Kita" (Our Party) pimpinan Renato Usatii meraih 6,2%, dan "Demokrasi di Rumah" (Democracy at Home) memperoleh 5,62%. Tingkat partisipasi pemilih tercatat sebesar 52,1%, dengan lebih dari 1,6 juta warga memberikan suara, termasuk 264.000 pemilih di luar negeri.
Kemenangan PAS ini melanjutkan mandat yang mereka peroleh pada pemilu 2021, di mana mereka memegang 61 kursi. Agenda utama partai ini adalah aksesi ke Uni Eropa pada tahun 2030, sebuah target yang ditegaskan kembali oleh Presiden Maia Sandu. Moldova telah mendapatkan status kandidat UE pada Juni 2022 dan memulai negosiasi aksesi pada Juni 2024.
Proses pemilu ini menghadapi tantangan, termasuk peringatan dari pemerintah Moldova mengenai upaya mengganggu jalannya pemilu, seperti serangan siber dan penyebaran berita palsu. Ketua PAS, Igor Grosu, menuding Rusia melakukan "upaya skala besar untuk menguasai proses pemilihan." Presiden Sandu juga menyuarakan keprihatinan atas dugaan "campur tangan skala besar" oleh Federasi Rusia, yang dibantah oleh Moskow sebagai tuduhan "tidak berdasar." Laporan mengindikasikan adanya kampanye disinformasi dan upaya pembelian suara yang signifikan dari Rusia.
Hasil pemilu ini mencerminkan keinginan masyarakat Moldova untuk menentukan arah geopolitik negara di tengah lanskap yang kompleks. Keputusan untuk memperkuat hubungan dengan Eropa dilihat sebagai langkah menuju stabilitas dan kemajuan. Para analis memperkirakan adanya potensi upaya destabilisasi lanjutan dari Rusia, namun kemenangan PAS memberikan fondasi kuat untuk melanjutkan reformasi dan integrasi, menunjukkan ketahanan masyarakat Moldova dalam menghadapi tekanan eksternal.