AS Perketat Sanksi terhadap Houthi Yaman di Tengah Eskalasi Ketegangan Regional

Diedit oleh: Татьяна Гуринович

Amerika Serikat telah mengumumkan penerapan sanksi baru yang menargetkan jaringan bisnis gelap yang terkait dengan kelompok Houthi di Yaman dan Uni Emirat Arab. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap aktivitas penyelundupan minyak bumi yang dilakukan oleh Houthi, yang diduga memberikan keuntungan finansial signifikan bagi kelompok tersebut dan memungkinkan mereka mengakses sistem keuangan internasional. Wakil Menteri Keuangan AS, Michael Faulkender, menyatakan bahwa jaringan bisnis gelap ini mendukung mesin teroris Houthi dan Departemen Keuangan akan menggunakan segala cara untuk menggagalkan rencana tersebut. Sanksi baru ini menargetkan dua individu dan lima entitas yang diidentifikasi sebagai importir produk minyak bumi dan pencuci uang terbesar yang menguntungkan Houthi. Tindakan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan AS untuk menekan kelompok militan yang didukung Iran tersebut, yang telah meningkatkan ketegangan regional secara signifikan.

Situasi ini semakin memanas dengan adanya laporan serangan drone Houthi terhadap Bandara Ramon di Israel selatan pada 7 September 2025, yang menyebabkan dua orang terluka dan menghentikan sementara penerbangan. Sebagai respons, Israel melancarkan serangan udara pada 10 September 2025, menargetkan posisi Houthi di Al Jawf dan Sanaa, Yaman. Pejabat Houthi melaporkan bahwa serangan Israel tersebut menewaskan sedikitnya 35 orang dan melukai lebih dari 130 orang, dengan sasaran termasuk kamp militer, fasilitas penyimpanan bahan bakar, dan stasiun bahan bakar.

Di tengah eskalasi ini, isu kemanusiaan juga menjadi sorotan. Pada 10 September 2025, Kementerian Luar Negeri Yordania mengumumkan pembebasan seorang warga Yordania, Lana Shukri Kataw, yang merupakan perwakilan UNICEF, setelah ditahan oleh Houthi akhir Agustus 2025 bersama dengan setidaknya 19 staf PBB lainnya. Insiden ini menyoroti lingkungan yang kompleks dan berbahaya bagi organisasi internasional yang beroperasi di zona konflik.

Secara historis, Houthi telah melancarkan ratusan serangan drone dan rudal terhadap kapal-kapal di Laut Merah sejak akhir tahun 2023, mengklaim tindakan tersebut sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina terkait perang di Gaza. Sebuah perjanjian gencatan senjata yang dimediasi Oman pada Mei 2025 sempat menghentikan serangan balasan AS terhadap Yaman selama dua bulan. Keterlibatan Iran dalam mendukung Houthi melalui penyediaan persenjataan juga menjadi faktor penting dalam dinamika konflik, sebagai upaya Iran untuk menyeimbangkan pengaruh Arab Saudi di kawasan tersebut dan memperluas pengaruh regionalnya.

Peran organisasi internasional seperti UNICEF dalam menangani krisis kemanusiaan di Yaman juga terus berlanjut. UNICEF telah aktif dalam program-program pendidikan dan kesehatan untuk anak-anak Yaman, serta berupaya mengatasi masalah perekrutan tentara anak oleh Houthi. Meskipun menghadapi berbagai hambatan, UNICEF terus berkomitmen untuk melindungi hak-hak anak di tengah konflik yang berkepanjangan.

Eskalasi terbaru ini menunjukkan betapa rapuhnya stabilitas di Timur Tengah, di mana konflik lokal dapat dengan cepat meluas dan melibatkan aktor-aktor regional serta internasional. Tindakan saling serang antara Houthi dan Israel, serta respons AS melalui sanksi, menggarisbawahi tantangan besar dalam upaya mencapai perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut.

Sumber-sumber

  • Al Jazeera Online

  • Treasury Sanctions Houthi Illicit Oil Trading and Shipping

  • Israel says drone launched from Yemen struck arrivals hall at Ramon airport

  • Israeli airstrikes on Yemen kill at least 35, Houthi officials say

  • UNICEF official is released in Yemen and returns home to Jordan, officials say

  • IDF Conducts Multiple Airstrikes Against Houthi Targets in Yemen

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.