Pada Minggu, 21 September 2025, Angkatan Udara Jerman (Luftwaffe) mengerahkan dua jet tempur Eurofighter untuk mencegat pesawat pengintai Rusia, IL-20M, yang terdeteksi terbang di wilayah udara netral tanpa rencana penerbangan atau kontak radio. Insiden ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan Laut Baltik, yang merupakan bagian dari pola pelanggaran wilayah udara yang semakin sering dilakukan oleh Rusia di kawasan tersebut.
Pesawat IL-20M, yang dilengkapi sistem intelijen sinyal dan peperangan elektronik, dirancang untuk mengumpulkan data intelijen strategis. Jet-jet Eurofighter Jerman mengidentifikasi pesawat tersebut secara visual sebelum menyerahkan pengawalannya kepada mitra NATO dari Swedia. Peristiwa ini terjadi hanya dua hari setelah tiga jet tempur MiG-31 Rusia dilaporkan melanggar wilayah udara Estonia pada Jumat, 19 September 2025. Estonia mengutuk keras insiden tersebut dan meminta pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB untuk membahas eskalasi ini. Pelanggaran wilayah udara Estonia ini merupakan yang pertama sejak tahun 2003.
Menanggapi serangkaian provokasi ini, Presiden Ceko Petr Pavel menyerukan agar NATO merespons dengan tegas, bahkan mempertimbangkan tindakan militer jika diperlukan, termasuk menembak jatuh pesawat Rusia yang melanggar wilayah udara sekutu. Seruan serupa juga datang dari negara-negara Baltik dan Lithuania. Insiden di Laut Baltik ini menggarisbawahi dinamika geopolitik yang kompleks di kawasan tersebut, yang kini semakin dikelilingi oleh negara-negara NATO setelah bergabungnya Finlandia dan Swedia. Laporan dari International Maritime Organization (IMO) mencatat peningkatan insiden tabrakan antara kapal Rusia dan NATO di wilayah ini, serta insiden perusakan kabel bawah laut yang diduga melibatkan kapal-kapal berbendera Rusia, menambah kekhawatiran akan taktik perang hibrida.
Pesawat IL-20M sendiri memiliki sejarah panjang dalam misi pengumpulan intelijen elektronik sejak era Perang Dingin. Pencegatan oleh Eurofighter Jerman menunjukkan kesiapan NATO dalam menegakkan kedaulatan udara dan merespons potensi ancaman, sekaligus mencerminkan konfrontasi antara platform pengintai Rusia yang lebih tua dengan kemampuan tempur udara Eropa yang modern. Setiap pertemuan semacam ini memperkuat dinamika pencegahan, namun juga membawa risiko salah perhitungan di kawasan yang sudah ditandai dengan peningkatan aktivitas militer.