Misi Hayabusa2: Sampel Asteroid Ryugu Ungkap Aliran Air Terlambat, Mengubah Teori Hidrasi Tata Surya Awal

Diedit oleh: Tetiana Martynovska 17

Analisis terbaru terhadap sampel yang dikumpulkan oleh pesawat ruang angkasa Hayabusa2 milik Jepang dari asteroid Ryugu telah mengungkap bukti mengejutkan tentang aliran air cair di tubuh induk asteroid tersebut. Penemuan ini menunjukkan bahwa aktivitas air berlangsung lebih dari satu miliar tahun setelah pembentukan asteroid, sebuah temuan yang menantang pandangan ilmiah yang telah lama ada bahwa proses hidrasi di asteroid hanya terjadi pada tahap awal pembentukan tata surya. Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nature ini menggunakan analisis isotop litium (Lu) dan hafnium (Hf) untuk menentukan waktu terjadinya peristiwa aliran fluida. Hasilnya menunjukkan bahwa tumbukan pada tubuh induk Ryugu kemungkinan besar menyebabkan keretakan pada batuan dan mencairkan es yang terkubur, memungkinkan air cair merembes melalui asteroid tersebut.

Temuan ini memiliki implikasi signifikan terhadap pemahaman kita tentang bagaimana air sampai ke Bumi. Keberadaan air yang berkelanjutan pada tubuh induk Ryugu menunjukkan bahwa asteroid serupa mungkin telah mengirimkan air ke Bumi dalam jangka waktu yang lebih lama daripada yang diperkirakan sebelumnya. Hal ini dapat menjelaskan asal usul lautan dan atmosfer awal planet kita, serta mendukung teori bahwa asteroid berperan penting dalam menyediakan bahan penyusun kehidupan. Misi Hayabusa2, yang diluncurkan oleh Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA), berhasil mengembalikan sampel dari Ryugu ke Bumi pada tahun 2020. Sampel-sampel ini telah memberikan wawasan berharga mengenai komposisi dan sejarah asteroid primitif, yang sangat penting untuk memahami evolusi tata surya awal.

Penelitian ini menggarisbawahi pentingnya misi pengembalian sampel asteroid dalam mengungkap sejarah kompleks air di tata surya dan perannya dalam pengembangan lingkungan yang berpotensi layak huni di Bumi. Analisis sampel Ryugu menunjukkan bahwa mineral seperti karbonat dan oksida besi, yang terbentuk hanya dengan adanya air mengalir, bereaksi sekitar 3,5 miliar tahun yang lalu. Hal ini merupakan kejutan besar, karena jauh lebih lambat dari kekacauan pembentukan tata surya sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu. Data isotop yang lebih dalam juga mengungkapkan ketidaksesuaian dengan teori-teori sebelumnya, di mana komposisi air lebih mirip dengan lautan Bumi daripada yang diharapkan, memperkuat hipotesis bahwa bombardir asteroid semacam itu menyemai hidrosfer planet kita.

Misi serupa seperti OSIRIS-REx NASA yang mengembalikan sampel dari Bennu pada tahun 2023 juga menemukan bukti hidrasi serupa, namun kasus Ryugu menonjol karena linimasa waktunya. Kemampuan asteroid seperti tubuh induk Ryugu untuk bertindak sebagai reservoir air jangka panjang dapat merevolusi pandangan kita tentang bagaimana volatil bermigrasi di piringan protoplanet. Hal ini juga dapat menginformasikan strategi untuk pemanfaatan sumber daya di tempat, di mana asteroid menyediakan air untuk bahan bakar atau penopang kehidupan di luar angkasa.

Sumber-sumber

  • Universe Today

  • Isotopic analysis determines that water once flowed on asteroid Ryugu

  • Hayabusa-2 Sample Return Mission Suggests Protracted Wetter Asteroids

  • Asteroid ice discovery may change ideas about origin of water on Earth

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.

Misi Hayabusa2: Sampel Asteroid Ryugu Ungk... | Gaya One