Sejak 22 Oktober 2025, lanskap industri penambangan Bulan mengalami transformasi cepat, didorong oleh kolaborasi antara inisiatif pemerintah dan manuver sektor swasta. Aliran modal terus mengalir deras ke perusahaan rintisan antariksa yang berfokus pada ekstraksi sumber daya Bulan. Menariknya, korporasi mapan dari sektor pertambangan darat, seperti Rio Tinto, BHP, dan Glencore, kini secara aktif memposisikan diri untuk menggarap perbatasan ekonomi baru ini.
Program Artemis yang digagas oleh NASA menjadi ujung tombak eksplorasi Bulan dengan tujuan mendirikan kehadiran manusia yang berkelanjutan. Misi Artemis II, yang dijadwalkan tidak lebih awal dari 5 Februari 2026, akan menjadi penerbangan berawak pertama menggunakan wahana Orion, dengan fokus utama pada kutub selatan Bulan yang menyimpan cadangan es air krusial. Dorongan eksplorasi ini memperkuat landasan bagi aktivitas komersial yang lebih intensif, salah satunya melalui inisiatif Commercial Lunar Payload Services (CLPS) yang memanfaatkan kemitraan komersial untuk demonstrasi teknologi cepat. Misi CLPS yang dibawa oleh Firefly Aerospace dan Intuitive Machines dijadwalkan pada awal tahun 2025, membawa muatan penting seperti PRIME-1, sebuah demonstrator teknologi yang dirancang untuk menguji kapabilitas pemanfaatan sumber daya in-situ.
Perusahaan tambang tradisional menunjukkan pergeseran fokus strategis. Rio Tinto, BHP, dan Glencore kini mengalokasikan sumber daya untuk meneliti sistem penambangan otonom dan kapabilitas logistik antariksa. Keahlian mereka dalam ekstraksi skala besar dan manajemen operasi kompleks menempatkan mereka sebagai pemain kunci yang siap mendefinisikan masa depan sektor lunar. Proyeksi pasar menunjukkan bahwa industri penambangan Bulan diperkirakan mencapai valuasi 20 miliar dolar AS pada tahun 2035, didorong oleh permintaan es air untuk bahan bakar roket dan mineral langka lainnya. Morgan Stanley bahkan memberikan estimasi yang lebih ambisius, memproyeksikan pasar ekstraksi air Bulan saja dapat melonjak hingga 100 miliar dolar AS pada tahun 2040.
Analisis menunjukkan bahwa konvergensi antara keahlian eksplorasi ruang angkasa dan kapabilitas industri pertambangan darat yang sudah mapan siap memicu gelombang ekonomi berikutnya di luar angkasa. Bagi para pemangku kepentingan, ini adalah momen untuk menyelaraskan visi. Investor disarankan untuk mencermati investasi perusahaan tambang tradisional dalam robotika antariksa. Sementara itu, para eksekutif antariksa diimbau untuk menjalin kemitraan erat dengan korporasi tambang guna mengintegrasikan keahlian operasional yang dibutuhkan. Para pembuat kebijakan juga didesak untuk segera merumuskan kerangka kerja yang jelas mengenai hak kepemilikan properti dan sumber daya di Bulan.
