Perburuan tanda-tanda kehidupan di luar Bumi telah mencapai kemajuan signifikan dengan pengembangan Life Marker Chip (LMC), sebuah perangkat ringkas yang dirancang untuk mendeteksi jejak kehidupan di planet-planet jauh. Konsep awal LMC muncul lebih dari dua dekade lalu untuk misi ExoMars Badan Antariksa Eropa (ESA), dan kini telah berkembang menjadi instrumen canggih yang siap digunakan dalam eksplorasi antariksa mendatang. LMC berfungsi sebagai laboratorium mini yang mampu mendeteksi molekul spesifik, seperti asam amino, yang dapat mengindikasikan aktivitas biologis. Fitur utamanya adalah kemampuannya membedakan asal biologis dan non-biologis dengan mengidentifikasi citra cermin molekuler.
Peneliti Jurriaan Huskens dari TU Delft menjelaskan bahwa pengenalan hanya satu citra cermin dari asam amino sangat penting untuk menentukan apakah asam amino tersebut berasal dari proses kehidupan. Dengan berat hanya 700 gram, LMC menawarkan keunggulan signifikan dibandingkan instrumen pendeteksi kehidupan saat ini yang umumnya jauh lebih besar dan berat. Pengurangan ukuran dan berat ini krusial untuk misi antariksa di mana massa peluncuran sangat berharga. LMC menggunakan chip fotonik terintegrasi yang memanipulasi cahaya, bukan elektron, untuk meningkatkan sensitivitas dan efisiensinya, sebuah teknologi yang belum pernah diterbangkan ke luar angkasa sebelumnya.
Saat ini, LMC sedang menjalani pengujian ketat untuk memastikan fungsinya dalam kondisi luar angkasa yang ekstrem. Tim di TU Delft berfokus pada persiapan chip untuk operasi yang andal selama misi di Tata Surya. Meskipun jadwal pengembangannya ambisius, eksplorasi masa depan ke Saturnus, khususnya bulan Enceladus, menjadi target utama. Enceladus memiliki lautan luas di bawah kerak esnya dan menyemburkan sampel lautan tersebut melalui geyser di kutub selatannya. Misi sebelumnya telah mendeteksi senyawa organik, garam, dan tanda-tanda aktivitas hidrotermal, menunjukkan bahwa lautan tersebut memiliki semua unsur yang diperlukan untuk kehidupan.
Kemampuan LMC untuk menganalisis sampel dari Enceladus ini berpotensi memberikan bukti langsung kehidupan di luar Bumi. Keberhasilan pengembangan LMC menandai lompatan besar dalam astrobiologi, menawarkan alat yang sangat berharga untuk misi-misi mendatang. Pentingnya kiralitas, atau sifat cermin molekul, dalam astrobiologi semakin disorot, dengan penelitian menunjukkan bahwa asimetri kimia di alam semesta dapat memberikan petunjuk tentang asal usul kehidupan. Penemuan molekul kiral dalam meteorit, seperti meteorit Murchison, memperkuat gagasan bahwa blok bangunan kehidupan mungkin terbentuk di luar angkasa dan dikirim ke Bumi melalui benda-benda langit. Kemampuan LMC untuk mendeteksi perbedaan halus dalam citra cermin molekuler sangat penting dalam konteks ini, memungkinkan identifikasi yang lebih pasti dari proses biologis.