Astronomi radio, sebuah bidang ilmu yang berakar dari penemuan Karl Jansky pada tahun 1930-an mengenai gelombang radio dari Bima Sakti, telah menjadi kunci untuk mengungkap fenomena kosmik yang tak terlihat oleh teleskop optik. Kemajuan signifikan pasca Perang Dunia II, dibantu oleh peralatan radar militer bekas, memperluas cakrawala observasi. Kini, teleskop radio modern seperti FAST di Tiongkok dan Square Kilometre Array (SKA) terus mendorong batas pemahaman kita tentang alam semesta.
Namun, ledakan populasi konstelasi satelit, terutama yang dikembangkan untuk layanan internet seperti Starlink dari SpaceX, kini menimbulkan tantangan serius. Observasi dari teleskop seperti Low Frequency Array (LOFAR) telah mendeteksi radiasi elektromagnetik yang tidak disengaja (UEMR) dari komponen elektronik satelit. Radiasi ini tersebar luas dan dapat mengganggu kemampuan teleskop radio untuk menangkap sinyal kosmik yang sangat lemah. Dengan rencana peluncuran puluhan ribu satelit tambahan, peningkatan kebisingan radio ini berpotensi melumpuhkan observasi astronomi.
Sebagai contoh, generasi kedua satelit Starlink dilaporkan memancarkan radiasi hingga 32 kali lebih banyak dibandingkan generasi sebelumnya, menimbulkan kekhawatiran eksistensial bagi astronomi radio. Situasi ini diperparah oleh fakta bahwa banyak dari emisi radio satelit ini berada di bawah frekuensi yang dialokasikan khusus untuk astronomi radio oleh International Telecommunications Union (ITU). Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana menjaga keseimbangan antara kemajuan teknologi komunikasi dan pelestarian penelitian ilmiah yang fundamental.
Menyadari ancaman ini, para astronom dan operator satelit berkolaborasi mencari solusi. SpaceX bekerja sama dengan Centre for the Protection of the Dark and Quiet Sky from Satellite Constellation Interference (IAU CPS) untuk mengeksplorasi modifikasi desain satelit guna mengurangi UEMR. Selain itu, United Nations Committee on the Peaceful Uses of Outer Space (COPUOS) telah memasukkan studi mengenai dampak konstelasi satelit terhadap astronomi radio ke dalam agenda mereka, dengan tujuan merumuskan pedoman internasional untuk melindungi zona radio tenang. Konferensi Radiokomunikasi Dunia (WRC) di bawah naungan International Telecommunication Union (ITU) juga akan membahas perlindungan zona tenang radio dan teleskop radio dari gangguan konstelasi satelit pada tahun 2027. Upaya ini mencerminkan kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga lingkungan radio yang bersih untuk penelitian ilmiah. Kolaborasi berkelanjutan antara komunitas astronomi, industri satelit, dan badan internasional sangat krusial untuk memastikan bahwa ekspansi jaringan satelit tidak menghalangi eksplorasi alam semesta yang tak terbatas.