Jeremy Dutcher kembali mencetak sejarah dalam musik Kanada dengan memenangkan Polaris Music Prize untuk kedua kalinya pada tahun 2024 untuk albumnya "Motewolonuwok". Penghargaan ini diserahkan pada 16 September 2025, di Massey Hall, Toronto, di mana pemenang tahun 2025 adalah Yves Jarvis dengan album "All Cylinders".
Kemenangan ini menjadikan Dutcher sebagai satu-satunya artis yang berhasil meraih penghargaan ini dua kali, setelah kemenangan pertamanya pada tahun 2018 untuk album "Wolastoqiyik Lintuwakonawa". Dutcher, seorang seniman Two-Spirit dari Neqotkuk (Tobique First Nation), dikenal karena perpaduan unik antara lagu-lagu tradisional Wolastoqey dengan elemen musik neoklasik, jazz, dan pop.
Album "Motewolonuwok" dirilis pada Oktober 2023 dan merupakan album keduanya. Berbeda dengan album debutnya yang seluruhnya dinyanyikan dalam bahasa Wolastoqey, "Motewolonuwok" menampilkan lagu-lagu dalam bahasa Wolastoqey dan Inggris. Album ini juga menandai pertama kalinya Dutcher menulis dan menyanyikan lagu dalam bahasa Inggris, sebagai cara untuk berkomunikasi langsung dengan audiens yang lebih luas.
Polaris Music Prize, yang didirikan pada tahun 2006, menganugerahi pemenang dengan hadiah uang tunai sebesar $30.000 untuk tahun 2025 yang disponsori oleh Slaight Family Foundation. Selain itu, ditambahkan penghargaan baru Polaris Song Prize sebesar $10.000, yang diberikan kepada Mustafa untuk komposisi "Gaza Is Calling". Penghargaan ini bertujuan untuk mengangkat profil musik independen Kanada secara nasional dan internasional berdasarkan pencapaian artistik tertinggi tanpa memandang genre atau kesuksesan komersial.
Pada tahun 2025, 40 album dinominasikan untuk Polaris Music Prize, dipilih dari 189 karya yang diajukan. Juri, yang terdiri dari 205 perwakilan media, mengevaluasi album-album yang dirilis antara 1 April 2024 hingga 1 Mei 2025. Sepuluh finalis masuk daftar pendek, dan pemenang dipilih dari mereka oleh juri agung.
Kemenangan kedua Dutcher menegaskan posisinya sebagai kekuatan transformatif dalam musik Kanada, yang menunjukkan bagaimana seni dapat menjadi jembatan untuk pelestarian budaya dan ekspresi diri yang otentik.