Perjalanan Wortel: Dari Akar Kuno Menuju Panggung Global

Diedit oleh: Olga Samsonova

Wortel, sayuran umbi yang kini mendunia, memiliki kisah perjalanan yang panjang dan kaya. Berawal dari tanah Palestina kuno, wortel telah menjelajahi benua dan budaya, bertransformasi dari akar liar menjadi bahan pokok dalam berbagai hidangan global. Keberadaannya yang kini tak tergantikan dalam dapur di seluruh dunia adalah bukti nyata dari adaptabilitas dan daya tariknya yang tak lekang oleh waktu.

Jejak arkeologis menunjukkan bahwa wortel pertama kali dibudidayakan di wilayah Asia Tengah, diperkirakan di daerah yang kini meliputi Iran dan Afghanistan, sekitar abad ke-10. Awalnya, wortel bukanlah berwarna oranye seperti yang kita kenal sekarang. Varietas kuno justru hadir dalam spektrum warna yang beragam, mulai dari ungu, kuning, putih, hingga merah. Warna oranye yang populer saat ini baru berkembang pesat di Eropa, khususnya di Belanda, pada abad ke-17. Perkembangan ini konon merupakan hasil dari upaya petani Belanda yang ingin menciptakan varietas yang lebih unggul, atau bahkan sebagai bentuk penghormatan terhadap keluarga kerajaan Oranye. Transformasi warna ini tidak hanya mengubah penampilan, tetapi juga kandungan nutrisi wortel, dengan varietas oranye yang kaya akan beta-karoten, prekursor vitamin A yang esensial bagi kesehatan mata dan kekebalan tubuh.

Perjalanan wortel melintasi peradaban tidak terlepas dari pergerakan manusia. Melalui jalur perdagangan dan migrasi, wortel menyebar dari Timur Tengah ke seluruh penjuru Eropa, Afrika, dan Asia. Di setiap perhentiannya, wortel tidak hanya menjadi sumber pangan, tetapi juga membawa serta warisan budaya dan kuliner. Di Timur Tengah, wortel telah dikenal sejak abad ke-12 dan menjadi bagian dari teks-teks pertanian. Di Eropa, bangsa Romawi bahkan telah memasak akarnya sebagai bagian dari hidangan mereka.

Kini, wortel menjadi bahan yang sangat fleksibel dalam berbagai masakan. Dari sup hangat seperti Potage Crécy dalam tradisi Prancis, hingga hidangan Korea seperti Japchae dan Kimbap, serta menjadi komponen penting dalam teknik memasak Barat seperti Mirepoix yang terdiri dari wortel, seledri, dan bawang. Bahkan, di beberapa daerah seperti Adana, varietas wortel hitam tetap dibudidayakan dan diintegrasikan dalam praktik kuliner tradisional maupun modern. Keberagaman varietas wortel, seperti Imperator, Chantenay, Nantes, dan Danvers, masing-masing menawarkan karakteristik rasa dan tekstur yang unik, memperkaya pilihan kuliner bagi para penikmatnya.

Lebih dari sekadar bahan makanan, wortel menyimpan segudang manfaat kesehatan. Kandungan beta-karotennya yang tinggi berperan sebagai antioksidan kuat yang dapat membantu melindungi sel tubuh dari kerusakan dan berpotensi menurunkan risiko beberapa jenis kanker. Serat makanan di dalamnya sangat baik untuk kesehatan pencernaan, membantu melancarkan buang air besar dan mencegah sembelit. Vitamin A yang dihasilkan dari beta-karoten sangat krusial untuk menjaga kesehatan mata, mencegah rabun senja, dan mendukung fungsi penglihatan yang optimal. Selain itu, wortel juga berkontribusi dalam menjaga kadar gula darah, mengontrol tekanan darah, serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh berkat kandungan vitamin C dan antioksidan lainnya. Dengan segala kebaikan nutrisinya, wortel membuktikan diri sebagai permata kuliner yang tidak hanya memanjakan lidah tetapi juga menyehatkan tubuh, menjadikannya pilar penting dalam pola makan sehat di seluruh dunia.

Sumber-sumber

  • Haber Sitesi ODATV

  • Ahi Evran Üniversitesi Sosyal Bilimler Enstitüsü Dergisi

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.