Para ilmuwan di University of Kent telah berhasil membudidayakan tanaman teh menggunakan simulasi tanah bulan, sebuah pencapaian signifikan yang membuka jalan bagi pertanian antariksa dan ketahanan pangan dalam misi luar angkasa jangka panjang.
Penelitian ini menunjukkan bahwa tanaman teh dapat tumbuh subur di lingkungan bulan dengan kondisi yang terkontrol, sebanding dengan pertumbuhannya di tanah Bumi. Keberhasilan ini merupakan bagian dari visi yang lebih luas untuk menciptakan habitat manusia yang berkelanjutan di luar angkasa, mengurangi ketergantungan pada pasokan dari Bumi yang mahal dan kompleks.
Konsep 'agrispace' atau pertanian luar angkasa semakin berkembang, memanfaatkan teknologi antariksa untuk mengoptimalkan praktik pertanian. NASA telah lama bereksperimen dengan menanam sayuran di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) menggunakan fasilitas seperti Veggie, yang menunjukkan potensi besar dalam menyediakan makanan segar bagi para astronot.
Budidaya teh di bulan tidak hanya bertujuan menyediakan minuman bagi para penjelajah antariksa, tetapi juga mendiversifikasi pangan di lingkungan ekstrem. Teh dikenal memiliki manfaat kesehatan, termasuk sebagai sumber antioksidan. Dengan kemampuan menanam teh di bulan, astronot dapat menikmati minuman yang menyegarkan dan bermanfaat bagi kesehatan mereka selama misi panjang.
Meskipun tantangan dalam pertanian antariksa meliputi kondisi lingkungan ekstrem, ketersediaan air dan nutrisi, serta kebutuhan energi, penelitian seperti yang dilakukan University of Kent memberikan harapan. Kemajuan teknologi dan pemahaman adaptasi tanaman di lingkungan non-Bumi semakin mendekatkan impian koloni bulan yang mandiri pangan. Keberhasilan ini juga dapat memberikan wawasan untuk meningkatkan praktik pertanian di Bumi, terutama di daerah dengan kondisi tanah yang kurang ideal.