Menjelajahi Tradisi Kopi Global

Diedit oleh: Olga Samsonova

Kopi bukan sekadar minuman; ia adalah cerminan budaya dan sejarah yang kaya dari berbagai penjuru dunia. Setiap negara memiliki cara unik dalam menyajikan dan menikmati kopi, menjadikannya sebuah ritual yang sarat makna.

Di Ethiopia, tanah kelahiran kopi, upacara "Buna Tetu" adalah inti dari interaksi sosial. Proses memanggang, menggiling, dan menyeduh biji kopi dalam "jebena" tradisional bukan hanya tentang membuat minuman, tetapi juga tentang merayakan kebersamaan dan menyambut tamu dengan hangat. Upacara ini bisa berlangsung berjam-jam, melibatkan tiga putaran penyajian kopi yang semakin ringan, mencerminkan kedalaman hubungan antar sesama. Aroma dupa yang dibakar sering kali menyertai proses ini, menciptakan pengalaman multisensori yang memanjakan indra.

Italia menghadirkan budaya espresso yang dinamis. Espresso dinikmati dengan cepat, seringkali sambil berdiri di bar, sebagai pengingat akan kecepatan hidup modern. Sementara itu, cappuccino, perpaduan espresso dengan susu berbusa, dianggap sebagai minuman pagi hari yang ideal dan umumnya dikonsumsi sebelum pukul 11 siang. Masyarakat Italia percaya bahwa cappuccino terlalu berat jika dinikmati setelah makan siang, menunjukkan penghargaan terhadap harmoni antara waktu dan hidangan.

Turki memiliki tradisi kopi yang diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda. Kopi Turki diseduh dengan biji yang digiling sangat halus dalam "cezve" atau "ibrik" dan disajikan tanpa disaring, menghasilkan minuman yang kental dan kaya rasa. Tradisi ini tidak hanya tentang rasa, tetapi juga tentang kebersamaan, keramahtamahan, dan bahkan seni meramal nasib dari ampas kopi yang tersisa.

Di Yunani, "frappe" menjadi ikon budaya kopi luar ruangan pasca-perang. Dibuat dari kopi instan yang dikocok atau diaduk dengan air, gula, dan susu, frappé yang dingin dan berbusa ini menjadi minuman penyegar yang populer. Penemuannya pada tahun 1957 di Thessaloniki menandai era baru dalam menikmati kopi dingin.

Arab Saudi menghargai "qahwa" sebagai simbol keramahan. Kopi Arab ini biasanya dibumbui dengan kapulaga dan terkadang kayu manis atau saffron, disajikan dalam cangkir kecil tanpa gagang yang disebut "finjal". Qahwa seringkali ditemani kurma atau manisan untuk menyeimbangkan rasa pahitnya, dan penyajiannya merupakan bagian penting dari etiket penyambutan tamu.

Kolombia, yang terkenal dengan biji kopi berkualitas tinggi, menanam kopinya di dataran tinggi pegunungan Andes yang subur. Kopi Kolombia dikenal dengan cita rasanya yang kaya dan seringkali diseduh menggunakan filter kain. Proses panen yang cermat, di mana setiap biji dipetik dengan tangan, memastikan kualitas unggul yang diakui secara global.

Kuba menyajikan "café con leche", perpaduan espresso dengan susu yang dihangatkan dan seringkali diberi tambahan gula. Minuman ini menjadi bagian integral dari sarapan dan kebiasaan sosial di Kuba, mencerminkan perpaduan budaya Spanyol dan cita rasa lokal yang manis.

Sumber-sumber

  • detik food

  • Mengenal Upacara Minum Kopi Ethiopia

  • 7 Budaya Minum Kopi Paling Unik di Dunia yang Masih Dilestarikan

  • Tak Sekadar Minuman, Kopi di 5 Negara Ini Jadi Bagian Budaya

  • Mengenal Budaya Ngopi di Berbagai Negara

  • Tradisi Minum Kopi Unik di Berbagai Negara

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.