Lubang Korona Berbentuk Hati Teramati di Matahari

Diedit oleh: gaya ❤️ one

Sebuah fenomena langka dan memukau telah teramati di Matahari, yaitu terbentuknya lubang korona berbentuk hati. Lubang korona ini, yang merupakan area di atmosfer Matahari tempat medan magnet melemah sehingga memungkinkan angin surya keluar lebih mudah ke angkasa, terlihat pada tanggal 13 September 2025. Pengamatan ini dilakukan oleh Solar Dynamics Observatory (SDO) milik NASA, sebuah wahana antariksa yang didedikasikan untuk mempelajari Matahari secara mendalam dan terus-menerus. Lubang korona, meskipun disebut 'lubang', sebenarnya bukanlah lubang fisik. Ia tampak sebagai area gelap dalam spektrum ultraviolet dan sinar-X karena plasma di wilayah tersebut lebih dingin dan kurang padat dibandingkan sekitarnya.

Fenomena ini merupakan bagian dari siklus aktivitas Matahari yang dinamis. NASA menjelaskan bahwa peningkatan kekuatan angin surya yang terkait dengan lubang korona ini mengindikasikan bahwa Matahari telah melewati puncak siklus aktivitas 11 tahunannya. Diperkirakan dalam lima tahun ke depan, jumlah bintik matahari dan intensitas badai matahari yang memengaruhi Bumi akan mengalami penurunan. Korona Matahari, lapisan terluar atmosfernya, memiliki suhu jutaan derajat Celsius, jauh lebih panas daripada permukaan Matahari itu sendiri. Memahami korona sangat penting karena merupakan bagian Matahari yang secara langsung memengaruhi Bumi.

Aliran partikel dari lubang korona berbentuk hati ini telah mencapai magnetosfer Bumi, memicu terjadinya aurora di lintang tinggi. Saat ini, lubang korona tersebut sedang bergerak menjauhi Bumi seiring rotasi Matahari. Peristiwa ini menyoroti pentingnya pemantauan aktivitas Matahari secara berkelanjutan. Siklus matahari yang mencapai puncaknya, seperti yang diperkirakan terjadi pada tahun 2024, dapat meningkatkan frekuensi dan intensitas fenomena seperti bintik matahari, suar matahari, dan lontaran massa korona. Fenomena ini dapat memengaruhi satelit, sistem komunikasi, jaringan listrik, dan bahkan memicu aurora yang lebih sering terlihat.

Meskipun lubang korona umumnya tidak berbahaya, pemahaman mendalam tentang dinamika Matahari sangat krusial untuk mengantisipasi dampaknya terhadap kehidupan di Bumi. Peristiwa pada 13 September 2025 ini, di mana lubang korona berbentuk hati terlihat oleh SDO NASA, memicu badai geomagnetik yang menyebabkan aurora terlihat di garis lintang tinggi. Lubang korona ini adalah area di atmosfer Matahari di mana medan magnet melemah, memungkinkan angin surya keluar lebih mudah ke angkasa. Fenomena ini, meskipun tampak seperti lubang, sebenarnya adalah area yang lebih dingin dan kurang padat yang terlihat gelap dalam spektrum ultraviolet dan sinar-X.

Sumber-sumber

  • 20 minutos

  • High Energy Astrophysics Picture Of the Week

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.