Pusat Prakiraan Cuaca Antariksa memprediksi adanya aktivitas geomagnetik pada tanggal 3 Oktober 2025. Aktivitas ini diperkirakan akan mencapai indeks Kp 5, yang mengindikasikan potensi terjadinya badai geomagnetik kelas G1 (minor).
Badai geomagnetik adalah gangguan sementara pada magnetosfer Bumi yang disebabkan oleh interaksi antara angin matahari dengan medan magnet planet kita. Fenomena ini timbul dari aktivitas matahari seperti lontaran massa korona (CME). Ketika partikel bermuatan dari CME mencapai Bumi, mereka dapat memicu aurora, gangguan komunikasi radio, serta potensi gangguan pada satelit dan jaringan listrik, terutama pada tingkat keparahan yang lebih tinggi.
Indeks Kp, yang berkisar dari 0 hingga 9, digunakan untuk mengukur tingkat gangguan medan magnet Bumi. Nilai Kp 5 diklasifikasikan sebagai badai geomagnetik minor (G1), yang umumnya tidak menyebabkan gangguan signifikan pada sistem komunikasi atau navigasi. Namun, beberapa individu yang sensitif mungkin mengalami efek ringan seperti sakit kepala atau iritabilitas.
Untuk mengantisipasi potensi dampak, disarankan untuk memantau prakiraan resmi dari sumber terpercaya seperti NOAA di Amerika Serikat. Menjaga fungsionalitas sistem kelistrikan dan komunikasi juga penting. Bagi individu yang sensitif terhadap perubahan medan magnet, membatasi paparan terhadap elemen selama periode badai dapat dipertimbangkan.
Lembaga seperti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Indonesia terus mengembangkan sistem pemantauan cuaca antariksa. Kemajuan dalam teknologi AI juga berkontribusi pada peningkatan pemahaman dan prediksi aktivitas matahari yang dapat memengaruhi Bumi, mengingat potensi kerugian ekonomi global dari badai matahari yang kuat.