dilanda badai geomagnetik kelas G3 atau 'kuat' pada 15 September 2025, melampaui prediksi awal badan ilmiah global. Fenomena cuaca antariksa ini berpotensi menyebabkan gangguan pada sistem energi dan satelit, serta memunculkan tampilan aurora yang spektakuler di lintang tinggi.
Badai geomagnetik terjadi akibat interaksi antara angin matahari, yaitu aliran partikel bermuatan dari Matahari, dengan medan magnet Bumi. Aktivitas Matahari yang intens, seperti lontaran massa korona (CME) dan suar matahari, menjadi pemicu utama. Partikel-partikel ini, ketika menghantam magnetosfer Bumi, dapat menyebabkan gangguan yang meluas. Skala intensitas badai geomagnetik diukur menggunakan indeks Kp, dengan G3 menandakan tingkat kekuatan yang signifikan. Kekuatan G3 ini diperkirakan terjadi rata-rata sekitar 200 kali dalam satu siklus matahari yang berlangsung selama 11 tahun.
Badai geomagnetik kelas G3 dapat menimbulkan konsekuensi nyata bagi teknologi modern. Sistem tenaga listrik berisiko mengalami alarm tegangan yang memerlukan koreksi, sementara satelit yang beroperasi di orbit rendah dapat mengalami pergeseran atau masalah navigasi. Gangguan pada sistem navigasi radio frekuensi rendah juga dilaporkan dapat terjadi. Sebagai perbandingan, badai geomagnetik yang lebih ekstrem, seperti Peristiwa Carrington pada tahun 1859, pernah menyebabkan kerusakan pada sistem telegraf.
Di sisi lain, badai geomagnetik yang kuat ini juga membawa keindahan visual. Di wilayah lintang tinggi, masyarakat dapat menyaksikan pertunjukan aurora yang memukau. Fenomena ini terjadi ketika partikel bermuatan dari Matahari bertabrakan dengan molekul di atmosfer Bumi, melepaskan energi dalam bentuk cahaya.
Para ahli dari Lembaga Astronomi Surya Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia dan Lembaga Fisika Matahari-Bumi Rusia melaporkan bahwa badai kali ini melampaui perkiraan awal yang hanya memprediksi gangguan minor kelas G1. Kejadian dengan intensitas serupa terakhir kali tercatat pada 1-2 Juni tahun ini. Para ilmuwan menekankan pentingnya memantau pembaruan cuaca antariksa secara berkala, karena prediksi yang akurat hanya dapat dilakukan 2-3 hari sebelumnya, dan situasi dapat berubah dengan cepat.
Bagi individu yang sensitif terhadap perubahan cuaca atau memiliki kondisi kardiovaskular, disarankan untuk memperhatikan kondisi kesehatan mereka dan menghindari aktivitas fisik yang berlebihan selama periode ini. Untuk hari-hari mendatang, diprediksi badai akan mereda pada 16 September dengan aktivitas badai tingkat oranye dan indeks Kp 4. Meskipun aktivitas geomagnetik diperkirakan tetap di atas rata-rata hingga akhir bulan, tidak ada prediksi badai besar lainnya yang diharapkan, namun gangguan kecil akan terus menjaga Bumi dalam kondisi yang dinamis.