Suar Matahari Kelas M1.3 Hantam Bumi, Picu Badai Geomagnetik G4.7 Terkuat Tahun 2025
Diedit oleh: gaya ❤️ one
Sebuah peristiwa geomagnetik signifikan terjadi pada 15 November 2025, ketika suar Matahari kelas M1.3 meletus dari gugus bintik Matahari 4274, yang berlokasi di koordinat N21W71. Pelepasan energi yang berlangsung selama 12 menit ini menandai eskalasi dalam dinamika cuaca antariksa, menyusul aktivitas tinggi dari gugus bintik yang sama, termasuk suar X1.7 dan X1.2 yang tercatat beberapa hari sebelumnya. NOAA Space Weather Prediction Center (SWPC) terus memantau perkembangan gugus bintik yang dominan ini.
Erupsi M1.3 tersebut memicu badai geomagnetik tingkat G4.7 saat berinteraksi dengan magnetosfer Bumi, menjadikannya badai paling intens yang tercatat sepanjang tahun 2025 hingga tanggal tersebut, melampaui prediksi awal yang hanya mengantisipasi badai tingkat G1 hingga G2. Badai geomagnetik, yang merupakan gangguan sementara pada magnetosfer akibat interaksi angin Matahari, diklasifikasikan sebagai 'Severe' pada skala lima tingkat BMKG (G1 hingga G5) ketika mencapai kelas G4. Gangguan ini berpotensi menyebabkan masalah pada kontrol tegangan dan mengganggu navigasi satelit serta komunikasi radio frekuensi rendah selama beberapa jam.
Meskipun badai mencapai intensitas G4.7 secara global, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Indonesia mengonfirmasi bahwa dampak ekstremnya relatif termitigasi. Ketua Tim Kerja Geofisika Potensial BMKG, Syirojudin, menjelaskan bahwa posisi geografis Indonesia di sekitar garis khatulistiwa memberikan perlindungan alami melalui sabuk magnetosfer kuat yang dikenal sebagai Equatorial Electrojet, yang membelokkan partikel berenergi tinggi dari Lontaran Massa Korona (CME).
Pengamatan di observatorium magnet bumi BMKG di Tondano, Tuntungan, dan Serang mendeteksi aktivitas geomagnetik sejak dini hari 12 November. Meskipun indeks K maksimum mengindikasikan badai berat, dampak di wilayah Indonesia dinilai lebih kecil dibandingkan wilayah lintang tinggi. Potensi dampak tidak langsung tetap menjadi perhatian, terutama koreksi orientasi sistem satelit dan gangguan navigasi berbasis GPS, risiko yang juga diwaspadai pada badai G4 Mei 2019. BMKG telah merekomendasikan pemantauan secara real-time dan mengimbau operator sistem terkait, khususnya sektor transportasi udara dan laut, untuk menyiapkan protokol komunikasi cadangan, meskipun kerusakan pada jaringan listrik utama dinilai sangat kecil.
Sumber-sumber
Рамблер
Интерфакс
ВЗГЛЯД
URA.RU
Baca lebih banyak berita tentang topik ini:
Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?
Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.
