Topan Kalmegi terlihat cukup tangguh di Laut China Selatan meskipun ada shear angin timur yang kuat.
Siklon Tropis Kalmaegi Pertahankan Kekuatan Kategori 3 di Laut Cina Selatan, Dampak Meluas ke Berbagai Kawasan
Diedit oleh: Tetiana Martynovska 17
Pada hari Rabu, 5 November 2025, Siklon Tropis Kalmaegi terus menunjukkan kekuatan signifikan, mempertahankan statusnya setara dengan Badai Kategori 3 saat bergerak di Laut Cina Selatan, tepatnya di sebelah barat Filipina. Sistem atmosfer yang sangat kuat ini tercatat memiliki kecepatan angin maksimum berkelanjutan sebesar 130 kilometer per jam (setara 70 knot). Selain itu, tekanan pusat minimumnya mencapai 970 hektopascal, berdasarkan laporan yang dikeluarkan pada hari Rabu tersebut. Tingkat organisasi dan intensitas yang tinggi ini mengindikasikan adanya peristiwa atmosfer yang sangat energik dan berpotensi merusak. Kondisi ini menuntut kewaspadaan tinggi dari kepentingan maritim yang berlayar di perairan tersebut, serta masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir yang mungkin terdampak oleh gelombang tinggi dan angin kencang.
Para peramal cuaca memperkirakan bahwa Kalmaegi akan melanjutkan pergerakannya menuju arah barat laut selama 24 jam ke depan. Pergerakan ini menimbulkan ancaman berkelanjutan berupa cuaca buruk yang ekstrem dan kondisi laut yang berbahaya di seluruh zona maritim yang berdekatan. Badai ini, yang sebelumnya telah mengakibatkan kerusakan parah di beberapa wilayah Filipina bagian tengah, kini mengancam Vietnam. Pendaratan badai (landfall) di Vietnam diantisipasi terjadi pada malam hari antara Kamis, 6 November, dan pagi hari Jumat, 7 November. Provinsi Quang Ngai dan Dak Lak diperkirakan menjadi wilayah yang paling rentan terkena dampak langsung dari terjangan siklon ini.
Pengaruh siklon ini meluas jauh melampaui jalur pergerakan utamanya, berkontribusi pada pola cuaca yang tidak menentu di kawasan yang lebih luas. Interaksi Kalmaegi dengan fenomena atmosfer lainnya, seperti gelombang ekuatorial Rossby dan Kelvin, secara nyata meningkatkan pembentukan awan dan kondisi cuaca yang tidak stabil di seluruh kepulauan Indonesia. Meskipun dampaknya bersifat tidak langsung, namun dampaknya cukup signifikan bagi perairan Indonesia. Wilayah perairan seperti Laut Maluku bagian utara dan Laut Sulawesi bagian barat harus bersiap menghadapi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, serta gelombang laut yang berpotensi mencapai ketinggian 2,5 meter.
Selain itu, badai ini juga diperkirakan akan memengaruhi Thailand. Otoritas setempat telah bersiap menghadapi hujan lebat dan upaya pengelolaan air yang ditingkatkan di wilayah utara dan tengah negara tersebut, dengan perkiraan dampak terjadi mulai tanggal 7 hingga 9 November. Fenomena cuaca ini sekali lagi membuktikan bahwa atmosfer global merupakan sistem yang terintegrasi. Keterlibatan atmosfer yang lebih luas ini menyoroti sifat saling terhubungnya sistem cuaca, di mana peristiwa intens di satu area pasti akan mendistribusikan ulang energi termal ke seluruh dunia, memicu perubahan di lokasi yang jauh. Menganalisis dinamika yang mendorong intensitas Kalmaegi, seperti interaksinya dengan gelombang ekuatorial, menawarkan data krusial untuk menyempurnakan model prediksi di masa depan. Data ini sangat berharga untuk meningkatkan akurasi peringatan dini dan mitigasi bencana terkait siklon tropis.
Sumber-sumber
KOMPAS.com
Siklon Tropis - Cuaca - BMKG
Prospek Cuaca Mingguan Periode 4 – 10 November 2025: Siklon Tropis Kalmaegi dan Sirkulasi Siklonik Pengaruhi Pola Cuaca di Indonesia
Typhoon Kalmaegi (2025)
Kalmaegi moves quickly into East Sea, cold air intensifies in northern Vietnam
Baca lebih banyak berita tentang topik ini:
Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?
Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.
