Fenomena cuaca global menunjukkan variabilitas yang signifikan, dengan berbagai wilayah mengalami kondisi yang luas, mulai dari curah hujan melimpah hingga suhu yang lebih hangat dari biasanya. Pergeseran pola ini menggarisbawahi sifat dinamis sistem iklim Bumi dan menuntut perhatian cermat terhadap perkembangan yang terjadi.
Laporan "State of the Climate in Asia 2023" menyoroti laju percepatan indikator perubahan iklim utama seperti suhu permukaan, pencairan gletser, dan kenaikan permukaan air laut. Pada tahun 2023, suhu permukaan laut di barat laut Samudra Pasifik tercatat tertinggi, bahkan Samudra Arktik mengalami gelombang panas laut. Asia mengalami pemanasan lebih cepat dari rata-rata global, dengan tren pemanasan meningkat hampir dua kali lipat sejak periode 1961-1990.
Para ilmuwan memperingatkan bahwa perubahan iklim memicu pola cuaca yang lebih intens dan tidak dapat diprediksi, meningkatkan risiko badai dan banjir yang merusak. Studi terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Environmental Research Letters mengungkap bahwa antara tahun 2022 hingga 2024, setidaknya 16 peristiwa cuaca ekstrem di 18 negara telah memicu lonjakan harga komoditas pangan secara drastis, sebuah fenomena yang disebut 'climateflation'.
Sebagai contoh, di California dan Arizona, suhu tinggi dan tanah kering pada musim panas 2022 menyebabkan harga sayuran melonjak hingga 80 persen dalam beberapa bulan. Di Eropa, kekeringan berkepanjangan di Spanyol dan Italia mendorong harga minyak zaitun naik 50 persen pada 2024. Di Afrika Barat, suhu ekstrem menyebabkan harga kakao melonjak hingga 300 persen, sementara di India, harga bawang naik 89 persen akibat banjir dan gangguan distribusi.
Maximilian Kotz, peneliti dari Barcelona Supercomputing Center, menegaskan bahwa sampai emisi nol bersih tercapai, cuaca ekstrem akan terus memburuk dan merusak hasil panen serta mendorong harga pangan naik di seluruh dunia. Perubahan iklim bukan lagi ancaman jangka panjang, melainkan krisis nyata yang berdampak pada daya beli masyarakat dan memperlebar kesenjangan sosial.
Kondisi cuaca global saat ini menyajikan studi kasus yang menarik tentang dinamika atmosfer dan dampaknya yang luas. Pemahaman mendalam terhadap pola-pola ini sangat penting untuk menavigasi tantangan yang dihadapi planet kita.