Selandia Baru baru saja dilanda gelombang cuaca buruk yang signifikan, terutama di Pulau Utara, yang menyebabkan gangguan luas selama akhir pekan. Angin kencang dan hujan lebat memicu lebih dari seratus insiden yang dilaporkan kepada layanan Pemadam Kebakaran dan Darurat. Kejadian paling umum meliputi pohon tumbang dan kabel listrik yang jatuh di wilayah Auckland, Waikato, dan Bay of Plenty. Auckland sendiri mencatat 114 panggilan darurat, namun untungnya tidak ada laporan korban luka.
Melihat ke depan, Pulau Selatan kini bersiap menghadapi kondisi serupa. Peringatan Angin Kencang berlaku untuk Senin, 1 September 2025, dengan potensi angin barat hingga barat daya yang mencapai kekuatan badai di area terbuka seperti Dunedin, Clutha, Southland, dan Pulau Stewart. Ada kemungkinan peringatan ini akan ditingkatkan menjadi peringatan badai.
Perkiraan cuaca musiman menunjukkan kemungkinan 60% suhu di atas rata-rata dan 50% kemungkinan peningkatan curah hujan untuk Pulau Utara hingga bulan Oktober. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan risiko kejadian hujan lebat dalam beberapa bulan mendatang. Secara historis, Selandia Baru sering mengalami periode cuaca berangin, terutama selama musim semi yang dimulai pada bulan September. Data dari tahun-tahun sebelumnya menunjukkan bahwa angin kencang dapat menyebabkan gangguan yang cukup besar, seperti yang terjadi pada Oktober 2013 di Wellington, di mana angin berkekuatan 140 km/jam menyebabkan pohon tumbang, pemadaman listrik, penutupan jalan, dan pembatalan penerbangan. Fenomena ini menyoroti kerentanan infrastruktur terhadap kondisi cuaca ekstrem.
Analisis cuaca yang lebih luas menunjukkan bahwa pola cuaca saat ini sejalan dengan perkiraan musiman yang telah ditetapkan. Para ahli cuaca mencatat bahwa kondisi ini dapat menjadi katalisator bagi perubahan yang lebih besar dalam pola cuaca regional. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mempersiapkan diri menghadapi potensi dampak lanjutan dari sistem cuaca ini, mengingat pengalaman sebelumnya dengan cuaca ekstrem yang dapat menyebabkan banjir dan tanah longsor di wilayah yang rentan, seperti yang dilaporkan terjadi di Nelson Tasman dan Hawke's Bay pada Juli 2025.