Massa Udara Dingin dari Utara Memicu Salju di Eropa Timur

Aliran udara dingin yang persisten dari wilayah utara kini memengaruhi dinamika cuaca di kawasan Eropa Timur, sejalan dengan proyeksi meteorologis untuk periode akhir November yang lebih sejuk. Fenomena ini menandai pergeseran signifikan dari kondisi yang mungkin lebih hangat sebelumnya, dengan suhu yang mulai mendekati atau bahkan di bawah titik beku di beberapa area. Di Belahan Bumi Utara, bulan November secara historis merupakan bulan di mana salju pertama mulai turun di banyak wilayah, menandakan transisi penuh menuju musim dingin, sebuah pola yang kini terlihat di Eropa Tengah dan Timur.

Secara spesifik, wilayah timur, termasuk Moravia dan Silesia, sedang mengalami presipitasi dalam bentuk salju yang terkait dengan batas frontal yang terhubung dengan sistem tekanan rendah yang berpusat di Eropa Tenggara. Institut Hidrometeorologi Ceko (ČHMÚ) sebelumnya telah memperingatkan bahwa lidah salju akan terbentuk di Moravia dan Silesia, dengan suhu pagi hari berkisar antara –1 hingga –5 °C, bahkan mencapai –7 °C di beberapa lokasi terpencil di Bohemia Selatan. Sistem tekanan rendah ini, yang merupakan bagian dari sirkulasi atmosfer yang lebih luas, membawa massa udara dingin yang cukup signifikan untuk menghasilkan salju bahkan pada elevasi yang relatif rendah, sebuah kondisi yang memerlukan kewaspadaan tinggi dari otoritas setempat.

Kondisi ini menghasilkan peringatan khusus untuk potensi terbentuknya tumpukan salju di daerah yang berada di atas ketinggian 500 meter, terutama karena adanya prediksi angin yang lebih kencang. Angin kencang bersamaan dengan salju baru dapat menciptakan kondisi badai salju dan hambatan visibilitas yang serius bagi transportasi. Sebagai contoh, di Republik Ceko, kondisi jalan yang licin akibat es telah menyebabkan beberapa kecelakaan serius, termasuk penutupan jalan tol D3 dan D4 baru-baru ini, bahkan mengakibatkan korban jiwa akibat tabrakan di jalan yang tertutup es. Hal ini menggarisbawahi dampak langsung dari perubahan cuaca ekstrem ini terhadap keselamatan publik dan infrastruktur transportasi regional.

Pergeseran pola cuaca ini juga memiliki implikasi yang lebih luas, terutama mengingat Eropa telah mengalami musim panas yang sangat panas, yang menguntungkan energi surya namun mengurangi kontribusi energi angin dan air. Pusat Prakiraan Cuaca Jangka Menengah Eropa (ECMWF) sebelumnya telah mengindikasikan bahwa periode tekanan tinggi di Eropa Barat pada November dan Desember dapat menyebabkan cuaca yang lebih dingin dengan curah hujan dan angin yang lebih sedikit, sebuah skenario yang menuntut bagi sektor energi. Meskipun demikian, fenomena atmosfer seperti La Niña dapat memperkuat kecenderungan cuaca dingin di kemudian hari, memicu efek riak global pada pola angin dan curah hujan.

Selain tantangan transportasi, wilayah Eropa Timur secara historis juga menghadapi masalah kualitas udara yang memburuk saat memasuki musim dingin yang berkabut dan tanpa angin. Pada Desember 2020, kota-kota seperti Sarajevo, Bosnia, yang terletak di lembah sempit, mengalami kabut asap tebal karena ketergantungan pada pembakaran batu bara untuk pemanas dan penggunaan kendaraan tua yang berpolusi. Ketergantungan energi ini, ditambah dengan suhu yang lebih dingin, meningkatkan risiko kesehatan pernapasan bagi populasi rentan, menyoroti kerentanan ganda yang dihadapi kawasan tersebut akibat kondisi meteorologis yang ekstrem. Secara umum, suhu yang lebih dingin di Eropa sering kali memicu peningkatan kebutuhan pemanas, yang secara tidak langsung dapat memperburuk masalah polusi lokal jika sumber energi yang digunakan tidak bersih.