Gunung Semeru Status Awas, Evakuasi Warga dan Pendaki Dilakukan Pasca Erupsi Kuat

Diedit oleh: Tetiana Martynovska 17

Letusan Gunung Semeru di Indonesia memaksa ratusan orang mengungsi.

Gunung Semeru, gunung api tertinggi di Pulau Jawa dengan puncak Mahameru setinggi 3.676 meter, menunjukkan aktivitas vulkanik signifikan di Jawa Timur pada Rabu, 19 November 2025. Puncak keganasan tersebut ditandai dengan serangkaian erupsi kuat yang mendorong otoritas mitigasi bencana untuk segera menaikkan status ancaman gunung api tersebut.

Mount Semeru Erupts in Indonesia Spewing Massive 54,000ft Ash Plume

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Gunung Semeru ke Level IV atau 'Awas' setelah sebelumnya berada di Level III (Siaga) pada pukul 16.00 WIB, dan kembali dinaikkan satu jam kemudian pada pukul 17.00 WIB. Erupsi yang terdeteksi sejak pukul 14.13 WIB meluncurkan awan panas guguran (APG) hingga jarak 13 kilometer ke arah tenggara dan selatan, terutama melintasi wilayah Besuk Kobokan. Data seismik dari Pos Pengamatan Gunung Sawur mencatat amplitudo maksimum gempa letusan mencapai 40 mm dengan durasi sekitar 16 menit 40 detik, mengindikasikan suplai material yang substansial dari bawah permukaan.

Gunung Semeru di Jawa Timur, Indonesia, meletus dengan keras pada Nov 19, mengirim aliran piroklastik sepanjang 7-8.5 km dan awan abu setinggi 2 km

Kenaikan status ke Level IV memicu perluasan zona bahaya yang memerlukan pengosongan wilayah. PVMBG menetapkan larangan aktivitas dalam radius 8 kilometer dari kawah atau puncak akibat ancaman lontaran batu pijar. Sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan ditetapkan sebagai zona terlarang hingga radius 20 kilometer dari pusat erupsi, dengan imbauan tambahan bagi masyarakat untuk menjaga jarak minimal 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan guna menghindari perluasan awan panas dan potensi lahar dingin.

Menanggapi dampak langsung, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengerahkan personel gabungan untuk mengamankan area terdampak. Lebih dari 900 warga dievakuasi dari Desa Supit Urang dan Desa Oro-Oro Ombo di Kecamatan Pronojiwo, serta Desa Penanggal di Kecamatan Candipuro, menuju titik aman yang disiapkan oleh BPBD Lumajang. Sebagai tindak lanjut struktural, Pemerintah Kabupaten Lumajang, di bawah arahan Bupati Indah Amperawati, menetapkan Status Tanggap Darurat Bencana selama tujuh hari, terhitung mulai 19 hingga 25 November 2025, melalui Keputusan Bupati Nomor 100.3.3.2/595/KEP/427.12/2025.

Operasi penyelamatan juga difokuskan pada 178 pendaki dan staf pendukung yang tertahan di kawasan Ranu Kumbolo, yang berada di sisi utara gunung dan relatif aman dari arah luncuran awan panas. Evakuasi terhadap para pendaki yang menginap di ketinggian 2.400 meter tersebut dijadwalkan dilaksanakan pada hari Kamis, 20 November 2025, menyusul penundaan pada Rabu malam karena kondisi jalur yang gelap, licin, dan rawan longsor. Meskipun aktivitas erupsi menunjukkan sedikit penurunan pada Kamis pagi, Kepala Balai Besar TNBTS Rudijanta Tjahja Nugraha menegaskan penutupan total jalur pendakian tanpa batas waktu sebagai antisipasi terhadap dinamika bahaya yang masih ada.

Sumber-sumber

  • Tamil Murasu

  • The Guardian

  • CBC News

  • The Star

  • The Jakarta Post

  • The Vibes

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.