Letusan Abu Singkat di Gunung Kanlaon, PHIVOLCS Pertahankan Status Waspada Level 2

Diedit oleh: Tetiana Martynovska 17

Emisi abu Gunung Kanlaon

Gunung Kanlaon, salah satu gunung berapi paling aktif di Filipina yang terletak di persimpangan provinsi Negros Occidental dan Negros Oriental di Pulau Negros, kembali menunjukkan aktivitas pada hari Jumat, 21 November 2025. Pada pagi hari tersebut, Philippine Institute of Volcanology and Seismology (PHIVOLCS) mencatat adanya emisi abu singkat yang berasal dari kawah puncaknya.

PH Pembaruan Gunung Berapi

Peristiwa emisi abu tersebut berlangsung selama delapan menit, dimulai pukul 7:12 pagi waktu setempat dan berakhir pada pukul 7:20 pagi. Aktivitas ini menghasilkan kolom abu berwarna keabu-abuan yang menjulang sekitar 75 meter di atas puncak kawah sebelum akhirnya menyebar ke arah barat-daya. PHIVOLCS menegaskan bahwa Status Waspada Level 2, yang mengindikasikan 'ketidakstabilan sedang' (moderate unrest), tetap diberlakukan untuk gunung berapi tersebut. Keputusan ini didasarkan pada pemantauan berkelanjutan terhadap aktivitas Kanlaon yang telah terjadi secara intermiten selama beberapa minggu terakhir.

Status Level 2 menyiratkan adanya potensi letusan uap atau letusan freatik secara tiba-tiba kapan saja, sebuah peringatan yang harus ditanggapi serius oleh otoritas setempat. Aktivitas ini mengikuti serangkaian peristiwa yang lebih signifikan sebelumnya, termasuk letusan eksplosif pada 3 Juni 2024 yang memicu pengungsian lima barangay dan menyebabkan kerusakan pertanian senilai estimasi US$3,07 juta. PHIVOLCS juga melaporkan bahwa letusan di Kanlaon terus berlanjut pada 20 November 2025.

Implikasi dari emisi abu pada 21 November 2025 menuntut kewaspadaan tinggi. PHIVOLCS secara eksplisit mengimbau publik untuk menjauhi zona bahaya permanen sejauh empat kilometer dari gunung karena risiko ledakan mendadak, arus kepadatan piroklastik, dan jatuhan batu. Otoritas penerbangan sipil telah diperingatkan untuk tidak terbang terlalu dekat dengan puncak gunung karena abu vulkanik dapat membahayakan operasional pesawat. Selain itu, terdapat peringatan bahwa curah hujan tinggi berpotensi memicu lahar atau aliran sedimen di sungai-sungai sekitar Kanlaon, risiko yang disoroti PHIVOLCS terkait dampak Badai Tino pada awal November.

Konteks geologis menunjukkan Kanlaon telah mengalami serangkaian peristiwa erupsi sepanjang tahun 2025, termasuk letusan pada 8 April 2025 dan letusan keempat pada 13 Mei 2025, yang melontarkan kolom abu setinggi 4.500 meter. Pengawasan ketat oleh PHIVOLCS, yang beroperasi berdasarkan standar ISO 40500 pada platform informasinya, memastikan data terkini mengenai aktivitas vulkanik, termasuk insiden pada 2 November 2025 di mana abu mencapai 400 meter. Seluruh pemangku kepentingan diwajibkan untuk terus siaga dan mempersiapkan skenario evakuasi seiring dengan ketidakpastian aktivitas vulkanik di kawasan tersebut.

8 Tampilan

Sumber-sumber

  • The Star

  • Philippine News Agency

  • Manila Bulletin

  • The Star

  • Remate Online

  • Bernama-PNA

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.

Letusan Abu Singkat di Gunung Kanlaon, PHI... | Gaya One