Jakarta Bersiap Menghadapi Kenaikan Pasang Air Laut Seiring Puncak Penyelarasan Supermoon November Ini

Diedit oleh: Tetiana Martynovska 17

Gelombang pasang lebih tinggi dari biasanya diperkirakan terjadi minggu ini berkat Supermoon yang berlangsung pada November 5th.

Kawasan pesisir di wilayah DKI Jakarta diprediksi akan mengalami periode kenaikan muka air laut yang signifikan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan terkait fenomena ini, yang diperkirakan akan berlangsung mulai tanggal 3 November hingga 12 November 2025. Prakiraan ini menuntut peningkatan kewaspadaan masyarakat terhadap interaksi antara mekanika benda langit dan ketinggian permukaan laut lokal.

Peningkatan sementara permukaan air laut ini memiliki kaitan langsung dengan konfigurasi astronomis spesifik yang dikenal sebagai Supermoon. Peristiwa ini terjadi ketika Bulan mencapai titik terdekatnya dengan Bumi—sebuah posisi yang disebut perigee—tepat pada saat Bulan berada dalam fase purnama. Konvergensi yang relatif jarang ini secara drastis memperkuat daya tarik gravitasi Bulan terhadap lautan, menghasilkan tonjolan pasang surut (tidal bulge) yang jauh lebih menonjol.

Puncak dampak dari fenomena Supermoon ini diproyeksikan terjadi di sekitar tanggal 7 November 2025. Lokasi-lokasi yang rentan di wilayah pesisir berpotensi melihat kenaikan permukaan air laut antara 0.35 meter hingga 0.95 meter di atas batas normal. Data ini menjadi acuan penting bagi otoritas setempat untuk mempersiapkan langkah mitigasi guna meminimalisir risiko banjir rob.

Jika dilihat dari konteks yang lebih luas, variasi pasang surut seperti ini merupakan manifestasi fundamental dari sistem Bumi-Bulan. Memahami sifat siklus dari pasang perigean (perigean spring tides) ini sangat penting untuk kesiapsiagaan jangka panjang. Perlu diingat bahwa pasang perigean terbesar abad ke-21, yang sering dijuluki 'King Tide,' pernah terjadi pada tahun 2015. Kejadian-kejadian ini menggarisbawahi hubungan dinamis antara planet kita dan satelitnya, sehingga menuntut komunitas pesisir untuk menyelaraskan perencanaan mereka dengan ritme alam yang dapat diprediksi namun sangat kuat ini.

Namun, dampak aktual yang dirasakan di daerah seperti Jakarta diperumit oleh faktor-faktor lokal yang unik. Yang paling menonjol adalah isu penurunan permukaan tanah (land subsidence), yang secara efektif meningkatkan kenaikan permukaan air laut relatif yang dirasakan oleh penduduk. Meskipun Supermoon menciptakan potensi astronomis untuk air pasang tinggi, genangan yang dihasilkan di Jakarta adalah interaksi kompleks antara kekuatan langit dan stabilitas terestrial yang terganggu.

Oleh karena itu, peristiwa langit yang berulang ini menuntut adaptasi yang bijaksana dan pandangan kolektif dari seluruh komunitas pesisir. Mengingat bahwa ancaman pasang tinggi ini bersifat periodik dan terprediksi, upaya mitigasi harus mencakup tidak hanya respons cepat terhadap banjir, tetapi juga strategi jangka panjang untuk mengatasi kerentanan struktural, terutama yang disebabkan oleh penurunan tanah yang terus menerus di DKI Jakarta. Foresight kolektif sangat diperlukan untuk menghadapi tantangan lingkungan yang berkelanjutan ini.

Sumber-sumber

  • Media Indonesia - News & Views -

  • Republika Online

  • TVRINews

  • Detik News

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.