Gempa Dalam Magnitudo 6.2 Guncang Lepas Pantai Sulawesi; Tidak Ada Ancaman Tsunami Dikeluarkan

Diedit oleh: Tetiana Martynovska 17

Sulawesi diguncang gempa kuat berkekuatan 6.2.

Pada hari Rabu, 5 November 2025, wilayah perairan dekat Pulau Sulawesi, Indonesia, diguncang oleh peristiwa seismik yang cukup besar. Tepat pada pukul 16:37 waktu setempat, sebuah gempa bumi berkekuatan magnitudo 6.2 tercatat, menegaskan kembali bahwa kawasan ini merupakan zona tektonik yang sangat aktif dan dinamis. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Indonesia segera memberikan konfirmasi mengenai asal usul guncangan tersebut, yang berpusat di lepas pantai utara Sulawesi.

Gempa berkekuatan 6.2 mengguncang lepas pantai Pulau Sulawesi, Indonesia, pada November 5, 2025.

Kedalaman pusat gempa menjadi faktor penentu utama dalam dampaknya. Guncangan ini berlokasi pada kedalaman yang signifikan, yakni 103 kilometer di bawah permukaan laut. Kedalaman yang besar ini berperan penting dalam meredam energi sebelum mencapai daratan, sehingga mengurangi potensi kerusakan di permukaan. Pihak berwenang bergerak cepat untuk menganalisis situasi, dan segera mengeluarkan pernyataan yang menenangkan bahwa pergerakan bawah tanah ini tidak menimbulkan potensi ancaman tsunami bagi wilayah maritim dan pesisir di sekitarnya.

Laporan awal juga menunjukkan tidak adanya kerusakan struktur bangunan yang signifikan atau dampak korban jiwa yang dilaporkan. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar energi gempa telah terserap oleh lapisan kerak bumi yang dalam. Kepastian ini memberikan kelegaan bagi masyarakat, meskipun kewaspadaan tetap harus dijaga mengingat karakteristik geologis wilayah tersebut.

Lokasi terjadinya gempa ini berada di sepanjang Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire) yang terkenal sangat aktif dan rentan. Zona berbentuk tapal kuda ini bertanggung jawab atas sekitar 90% dari seluruh gempa bumi di dunia, serta aktivitas vulkanik yang intens. Peristiwa spesifik di lepas pantai Sulawesi ini menyoroti interaksi geologis yang rumit antara tiga lempeng tektonik utama: Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Indo-Australia.

Kajian geologi menunjukkan bahwa zona subduksi di kawasan Indonesia bagian timur ini memiliki tingkat konvergensi yang cepat, menyebabkan akumulasi tekanan yang substansial dari waktu ke waktu, yang pada akhirnya dilepaskan dalam bentuk peristiwa seismik yang kuat. Meskipun gempa kali ini tergolong dalam dan tidak menimbulkan kerusakan besar, pola energi yang mendasarinya memberikan pelajaran berharga dan peluang berkelanjutan bagi masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan ketahanan struktural.

Fokus utama saat ini beralih pada pemantauan rangkaian gempa susulan (aftershock) serta memastikan bahwa semua sistem peringatan dini tetap terkalibrasi dengan baik dan responsif. Respons kolektif dari berbagai pihak, terutama komunikasi yang jelas dan cepat dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), menunjukkan peningkatan kapabilitas dalam mengelola manifestasi energi alam yang berulang ini. Kejadian ini sekali lagi mengingatkan kita bahwa Indonesia, sebagai negara kepulauan yang terletak di persimpangan lempeng, harus selalu waspada. Keseimbangan antara pembangunan infrastruktur yang tahan gempa dan edukasi publik yang masif mengenai mitigasi bencana adalah kunci untuk meminimalkan risiko di masa depan.

Sumber-sumber

  • Gulf-Times

  • Reuters

  • India Today

  • Moneycontrol

  • Wikipedia: List of earthquakes in 2025

  • Wikipedia: 2025 Sulawesi earthquake

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.

Gempa Dalam Magnitudo 6.2 Guncang Lepas Pa... | Gaya One