Pada 12 Agustus 2025, indeks Nikkei 225 Jepang mencapai rekor tertinggi sepanjang masa, ditutup pada 42.849,67, menandai kenaikan 2,46%. Lonjakan ini terutama didorong oleh kinerja kuat di sektor teknologi dan sentimen positif mengenai hubungan perdagangan Jepang-AS. Indeks Topix yang lebih luas juga mencapai rekor 3.067,96, melanjutkan kenaikan baru-baru ini.
Perusahaan-perusahaan terkemuka yang berkontribusi pada kenaikan Nikkei termasuk SoftBank Group, yang sahamnya naik 6,9% setelah berita tentang potensi pencatatan aplikasi pembayaran PayPay di AS. Perusahaan semikonduktor seperti Advantest dan Lasertec juga mencatat kenaikan signifikan, masing-masing melebihi 6%. Kenaikan indeks ini mencerminkan rekor baru yang dicapai oleh indeks global seperti S&P 500 dan indeks ekuitas global MSCI. Keyakinan investor diperkuat oleh laporan mengenai pelonggaran tarif perdagangan pada barang-barang Jepang dari Washington, meskipun kekhawatiran mengenai tarif AS tetap ada. Yen yang melemah dan peningkatan investasi asing juga memberikan dukungan bagi pasar Jepang. Namun, data terbaru menunjukkan potensi pergeseran dengan investor asing menjadi penjual bersih setelah 16 minggu.
Dalam perkembangan terkait, SoftBank Group telah memilih bank-bank besar seperti Goldman Sachs, JPMorgan Chase, Mizuho Financial Group, dan Morgan Stanley untuk memandu potensi penawaran umum perdana (IPO) aplikasi pembayaran PayPay di Amerika Serikat. IPO ini diperkirakan dapat mengumpulkan lebih dari $2 miliar dan dapat terjadi pada kuartal terakhir tahun 2025, tergantung pada kondisi pasar. Keberhasilan IPO ini akan menandai pencatatan besar pertama SoftBank di AS untuk aset yang mayoritas dimiliki sejak debut Arm Holdings pada tahun 2023. Di sektor teknologi, lonjakan saham Advantest dan Lasertec, masing-masing naik 6,3% dan 7,1%, menyoroti kekuatan sektor semikonduktor di tengah meningkatnya permintaan global untuk chip yang mendukung kecerdasan buatan (AI) dan teknologi canggih lainnya. Pemerintah Jepang secara aktif mendukung industri semikonduktor dan AI melalui rencana investasi besar untuk memperkuat rantai pasokan dan mendorong inovasi. Perjanjian perdagangan baru-baru ini antara AS dan Jepang, yang mengarah pada penyesuaian tarif yang lebih menguntungkan bagi barang-barang Jepang, telah memberikan dorongan tambahan bagi pasar. Pelonggaran tarif ini, yang awalnya menimbulkan kekhawatiran, kini dipandang sebagai langkah positif yang mengurangi ketidakpastian bagi eksportir Jepang. Perlu dicatat bahwa investor asing baru-baru ini menjadi penjual bersih setelah periode pembelian yang kuat, menunjukkan potensi perubahan sentimen pasar.