Sistem perbankan Rusia saat ini menunjukkan tanda-tanda ketegangan likuiditas yang signifikan, diperparah oleh pergeseran kepemimpinan di banyak perusahaan besar dan dampak berkelanjutan dari sanksi internasional. Perubahan eksekutif yang meluas, dengan banyak posisi kunci diisi oleh direktur dari perusahaan-perusahaan Rusia, telah menciptakan kekosongan kepemimpinan di beberapa perusahaan terkemuka, yang tercermin dalam aktivitas pasar keuangan.
RZD Capital, entitas yang didirikan untuk membiayai perusahaan "Kereta Api Rusia" (RZD), telah menerbitkan obligasi senilai $6,7 miliar. Sementara itu, bank investasi milik negara Rusia, VEB, melalui anak perusahaannya VEB Finance, berhasil mengumpulkan dana sebesar $30 miliar melalui penerbitan obligasi. Aktivitas ini menunjukkan upaya untuk menjaga aliran modal di tengah tantangan.
Para pelaku industri perbankan di Rusia mengindikasikan bahwa prospek ekonomi negara tersebut memburuk, dengan adanya ancaman nyata terhadap stabilitas perbankan dalam satu tahun ke depan. Laporan menyoroti bahwa bank-bank Rusia menghadapi kesulitan yang lebih besar dengan klien korporat dan ritel yang tidak mampu membayar kembali pinjaman mereka akibat suku bunga yang tinggi. Bank sentral Rusia telah menyesuaikan suku bunga acuannya, dengan penurunan terbaru pada Juli 2025 menjadi 18% setelah sebelumnya memangkasnya dari 20% pada Juni 2025, mencerminkan upaya untuk menyeimbangkan inflasi dan pertumbuhan ekonomi.
Kondisi ekonomi Rusia secara umum menghadapi tantangan struktural yang diperburuk oleh sanksi Barat yang terus membatasi akses terhadap teknologi penting dan menghambat produksi industri. Meskipun ada tekanan ini, Rusia memiliki opsi terbatas untuk mengumpulkan dana tambahan. Menaikkan pajak atau menerbitkan obligasi pemerintah berisiko secara politik dan sulit secara ekonomi di tengah iklim bisnis yang melemah dan menurunnya kepercayaan investor.
Sanksi ekonomi yang diterapkan terhadap Rusia telah memengaruhi sektor-sektor utama, termasuk sektor keuangan, dengan pembatasan akses ke pasar modal internasional, serta sektor industri dan energi. Di tengah ketidakpastian ekonomi, beberapa bank Rusia juga dilaporkan mengalami kekurangan likuiditas dalam mata uang yuan Tiongkok, mendorong Bank Sentral Rusia untuk mengambil tindakan. Situasi ini menimbulkan pertanyaan tentang ketahanan sistem keuangan Rusia dalam menghadapi tekanan eksternal dan internal yang berkelanjutan.
Peristiwa ini menggarisbawahi tantangan ekonomi yang dihadapi Rusia, yang diperparah oleh konflik di Ukraina dan sanksi internasional, yang dapat memiliki konsekuensi jangka panjang bagi perekonomian negara tersebut.