Kecerdasan Buatan Deteksi Dini Depresi Melalui Analisis Ekspresi Wajah

Diedit oleh: Liliya Shabalina

Kecerdasan buatan (AI) kini menghadirkan metode non-invasif baru untuk mengidentifikasi indikasi awal depresi pada individu muda melalui analisis ekspresi wajah. Pendekatan teknologi ini membuka cakrawala baru dalam pemantauan kesehatan mental, yang berpotensi mempermudah deteksi dini.

Para peneliti di Universitas Waseda, Jepang, memimpin upaya ini dengan memanfaatkan AI untuk menelaah rekaman video perkenalan diri singkat dari mahasiswa universitas. Analisis mendalam tersebut mampu mengidentifikasi pola gerakan otot spesifik yang memiliki korelasi kuat dengan gejala depresi. Pola isyarat non-verbal yang terdeteksi mencakup gerakan alis bagian dalam yang halus, serta gerakan tertentu pada bibir dan mulut. Isyarat-isyarat ini sering kali dipersepsikan oleh rekan sebaya sebagai ekspresi yang kurang alami atau kurang menunjukkan emosi.

Kemajuan teknologi ini sangat signifikan karena memungkinkan pelacakan indikator kesehatan mental yang lebih mudah di lingkungan pendidikan maupun profesional. Potensi intervensi yang lebih cepat menjadi lebih nyata, memberikan kesempatan untuk dukungan yang tepat waktu. Studi ini menekankan pentingnya memperhatikan indikator-indikator halus, seperti pola ekspresi wajah dan ritme tidur, sebagai langkah proaktif dalam menjaga kesejahteraan mental mahasiswa.

Pengembangan sistem serupa menunjukkan bahwa analisis perilaku digital dapat menjadi alat skrining yang efektif. Penelitian lain telah menggarisbawahi bahwa perubahan dalam pola interaksi digital, seperti frekuensi dan durasi penggunaan media sosial, juga dapat menjadi penanda awal adanya perubahan suasana hati yang signifikan. Selain itu, sebuah tinjauan sistematis menunjukkan bahwa akurasi deteksi depresi menggunakan AI berbasis video telah mencapai tingkat yang menjanjikan, dengan beberapa model mencapai sensitivitas di atas 80% dalam mengidentifikasi subjek berisiko tinggi.

Dengan adanya alat pendeteksi dini ini, fokus dapat dialihkan dari penanganan krisis ke pencegahan aktif. Kemampuan untuk menangkap sinyal-sinyal tersembunyi—yang mungkin luput dari pengamatan manusia biasa—memberdayakan institusi untuk menciptakan lingkungan yang lebih suportif. Ini merupakan langkah maju dalam memandang kesehatan mental bukan sebagai masalah tersembunyi, melainkan sebagai aspek vital dari keseluruhan kesejahteraan yang dapat dipantau dan dikelola dengan kepekaan yang lebih tinggi.

Sumber-sumber

  • globo.com

  • Waseda University

  • O Globo

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.

Kecerdasan Buatan Deteksi Dini Depresi Mel... | Gaya One